Bisnis.com, JAKARTA - Lebaran sebentar lagi, tinggal menghitung hari. Menjelang Idulfitri, ‘hilal’ tunjangan hari raya (THR) biasanya sudah muncul.
Sayangnya, tahun ini suasana Idulfitri akan berbeda akibat efek pandemi virus corona (Covid-19). Pembatasan sosial berskala besar membuat silaturahmi tatap muka terhambat.
Mudik harus ditunda, tidak ada kunjungan ke rumah tetangga dan kerabat dengan baju baru ; tidak ada sholat Idul Fitri di masjid dengan sarung atau mukena baru. Maka dari itu, alokasi THR pun akan berubah.
Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Dimas Ardhinugraha memberikan sejumlah tips mengenai bagaimana mengatur ulang prioritas alokasi THR di tengah situasi pandemi seperti saat ini.
Prioritas pertama, menunaikan kewajiban utama jelang hari raya, yakni membayar THR orang lain serta menunaikan zakat.
Setelah menerima THR dari perusahaan, sebaiknya kita langsung mengalokasikannya untuk membayarkan THR asisten rumah tangga, petugas keamanan dan kebersihan di lingkungan kita, dan lain sebagainya.
Selain itu, bersihkan harta dengan menyisihkan sebagian untuk membayar zakat harta dan juga zakat fitrah. Di tengah pandemi Covid-19, banyak orang yang merosot penghasilannya atau bahkan kehilangan mata pencaharian.
Prioritas kedua, membayar utang-utang terutama utang konsumtif seperti kartu kredit untuk menghindari snowball effect dari bunga kredit ; jikalau tiba-tiba penghasilan kita berkurang atau hilang sebagai efek pandemi yang belum jelas kapan akan berakhir ini.
“Biasanya saya menyarankan untuk menempatkan dana perayaan Lebaran seperti makanan, baju baru, dan mudik sebagai prioritas kedua, tahun ini berbeda,” ujar Dimas melalui keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Selasa (12/5/2020)
Prioritas ketiga, masukkan sebagian THR ke pos dana darurat. Jika masih ada sisa dana THR, sebaiknya jangan digunakan untuk belanja konsumtif atau untuk hal-hal yang tidak perlu dan lebih baik manfaatkan untuk mengisi pos dana darurat.
“Dana darurat ini akan sangat berguna di saat kita mengalami musibah yang tak terduga seperti kehilangan pekerjaan, motor atau mobil rusak, dan lain sebagainya,” imbuhnya.
Prioritas keempat, sisihkan untuk dana mudik ketika kondisi sudah mulai normal kembali. Ketika pandemi ini berakhir kita dapat melakukan mudik yang tertunda dengan tenang dalam keadaan sehat dan tidak perlu khawatir tentang masalah biaya.
Prioritas kelima, jika masih ada dana yang tersisa atau tidak memiliki rencana mudik maupun bagi yang tidak merayakan Lebaran, berarti sisa dana THR dapat dirasakan sebagai dana nganggur.
“Daripada dana tersebut nganggur sementara Anda kerja keras walau WFH, sebaiknya bikin uang Anda ikut bekerja. Anda bisa menyimpan dana yang nganggur, dana darurat, dan dana mudik dalam reksa dana pasar uang,” tutur Dimas.
Menurutnya, reksa dana pasar uang memiliki beberapa keunggulan, antara lain aman karena diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat risiko yang sangat rendah, serta tidak ada biaya keluar masuk (subscription/redemption).
Selain itu, reksa dana jenis ini mudah dicairkan atau likuid, sangat terjangkau yakni bisa mulai berinvestasi dari Rp10.000, bukan objek pajak, dan memiliki potensi imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan tabungan atau deposito.
Salah satunya, di MAMI terdapat produk reksa dana Manulife Dana Kas II (MDK) yang memberikan return 6,49 persen dalam 1 tahun (per fund fact sheet Maret 2020). Portofolio MDK seluruhnya ditempatkan di instrumen pasar uang yang termasuk deposito perbankan dan obligasi yang jatuh tempo di bawah 1 tahun.
“Ini merupakan alternatif pilihan menarik untuk investasi saat ini,” tukas Dimas.