Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal I/2020, Dana Murah Bank Cilik Masih Tumbuh

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, rasio dana murah Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) I dan II pada kuartal pertama tahun ini mengalami kenaikan.
Karyawan menghitung uang pecahan Rp.100.000 di salah satu Bank yang ada di Jakarta, Senin (4/6). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menghitung uang pecahan Rp.100.000 di salah satu Bank yang ada di Jakarta, Senin (4/6). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Rasio dana murah bank kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) I dan II mengalami peningkatan pada kuartal I/2020.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, rasio dana murah Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) I pada kuartal pertama tahun ini berada pada 48,6 persen, naik 466 basis poin secara tahunan.

BUKU II pun juga membukukan kenaikan pada rasio dana murahnya. Rasio current account saving account (CASA) berada pada level 45,30 persen, naik 16 basis poin secara tahunan.

Direktur Pemasaran PT Bank Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Raden Agus Trimurjanto tak menampik restrukturisasi menjadi fokus dalam penanggulangan pandemi virus corona tahun ini.

Namun, perseroan pun yakin kemampuan finansialnya cukup kuat lantaran memiliki basis dana murah yang dapat terus dikembangkan tahun ini.

"CASA kami masih cukup terjaga di atas 70 persen, sehingga mampu menjaga margin kami. Kami masih akan menjaga dan meningkatkan dana murah ini," paparnya, Senin (8/6/2020).

Dia menyebutkan perseroan masih fokus pada tabungan nilai kecil dengan basis penabung yang dominan dari masyarakat. Perseroan juga menawarkan produk digital banking agar dapat memfasilitasi para penabung untuk terus meningkatkan saldonya.

Di luar itu, Agus menyebutkan dampak ekonomi dari pandemi di daerah operasionalnya juga tak terlalu besar sehingga para nasabah masih terlihat mampu untuk meningkatkan saldo tabungannya.

Sementara itu, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menyebutkan masih ada risiko penurunan margin yang cukup tinggi di bank-bank kecil.

Hal ini utamanya disebabkan oleh pendapatan deposan bank kecil seperti aparatur sipil negara (ASN) dan pegawai swasta yang mulai tertekan akibat penghematan anggaran pemerintah pusat dan daerah.

"Hal ini bahkan membuka potensi ASN menarik simpanan di bank kecil saat terdapat kebutuhan mendesak. Banyak juga pekerja formal dan informal yang di PHK dan dirumahkan tanpa digaji," katanya.

Bhima melanjutkan jika situasi ekonomi belum membaik pada kuartal ketiga tahun ini, maka pertumbuhan DPK termasuk dana murah bank kecil berpotensi menurun.

"Bank kecil dalam posisi terjepit, kan tidak mungkin berlomba berikan special rate terus sementara penerimaan dari kredit menurun. Bank kecil harus cepat ke pemerintah agar subsidi bunga debitur UMKM segera dicairkan. Jangan sampai likuiditas terpengaruh dan terjadi disintermediasi di sektor keuangan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper