Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. belum bisa memastikan perubahan target pertumbuhan kredit pada tahun ini. Namun, perseroan menegaskan akan bertumpu pada tiga sektor utama.
Ketiga sektor yang dijadikan pegangan oleh perseroan untuk mendorong pertumbuhan kredit adalah yang tidak terdampak Covid-19. Sektor tersebut seperti farmasi, telekomunikasi, dan fast moving consumer goods (FMCG).
Sebelumnya, Bank Mandiri menagetkan pertumbuhan kredit sebesar 8 persen sampai dengan 10 persen pada tahun ini.
Direktur Treasury, International Banking & Special Asset Management Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan kredit Bank Mandiri hingga kuartal I/2020 mencapai Rp902,7 triliun atau tumbuh 14,2 persen secara year on year (YoY).
Sebagian besar kredit disalurkan ke segmen korporasi senilai Rp328,7 triliun. Kemudian, terbesar kedua dan ketiga penyaluran kredit yakni segmen komersial dan mikro dengan masing-masing berjumlah Rp150,2 triliun dan Rp124,7 triliun.
Selama kuartal I/2020, kredit korporasi tumbuh 16,78 persen YoY, kredit kelembagaan tumbuh 34,53 persen, commercial banking tumbuh 15,35 persen, micro banking 17,11 persen, consumer 8,93 persen, dan kredit perusahaan anak sebesar 10,06 persen.
Baca Juga
"Ke depan Bank Mandiri akan mendorong pertumbuhan kredit ke sektor tidak terdampak seperti farmasi, telekomunikasi, dan fast moving consumer goods (FMCG)," katanya dalam public expose virtual, Senin (8/6/2020).
Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Silvano Winston Rumantir mengatakan, hingga kuartal I/2020, exposure Bank Mandiri ke sektor farmasi tumbuh 16,8 persen YoY, FMCG naik 6,9 persen YoY, dan telekomunikasi naik 44 persen YoY.
Menurutnya, saat ini Bank Mandiri masih dalam tahap proses penyusunan revisi Rencana Bisnis Bank dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang sesuai dengan ketentuan akan disampaikan pada Juni 2020.
"Kami akan fokus ke sektor yang kami anggap resilience di masa pandemi ini," katanya.