Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. membukukan pertumbuhan laba setelah pajak sebesar 9,44 persen selama kuartal I/2020 dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/YoY) menjadi Rp7,92 triliun.
Pertumbuhan laba ini terutama didorong oleh peningkatan pendapatan non bunga (fee based income/FBI) sebesar 23,95 persen YoY menjadi Rp7,74 triliun selama kuartal I/2020.
Selain FBI, pendapatan margin atau net interest income (NII) Bank Mandiri juga tumbuh selama kuartal I/2020 sebesar 9,05 persen menjadi Rp16,16 triliun.
Secara total, selama kuartal I/2020, pendapatan operasional tumbuh 13,46 persen YoY, sedangkan dari sisi biaya operasional tumbuh 13,26 persen YoY dan biaya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) tumbuh 26,19 persen YoY menjadi Rp3,4 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan perseroan berupaya untuk terus bertumbuh di tengah kondisi perekonomian yang penuh dengan ketidakpastian.
Apalagi ditambah dengan kondisi pembatasan sosial di masing-masing wilayah yang berbeda satu sama lain sehingga menyulitkan Bank Mandiri untuk melakukan proyeksi akan revisi rencana bisnis.
Baca Juga
"Kami saat ini terus terang sulit melakukan prediksi karena situasi PSBB maupun global pun tidak dalam kondisi normal, jadi sulit menentukan. Saat ini fokus kami adalah melakukan restrukturisasi, pertumbuhan akan lakukan secara selektif," katanya dalam public expose virtual, Senin (8/6/2020).
Selain itu, kenaikan laba juga didorong oleh pertumbuhan kredit konsolidasi sebesar 14,20 persen dari Rp790,5 triliun pada Maret 2019 menjadi Rp902,7 triliun pada Maret 2020, dengan NPL gross terjaga di level 2,36 persen.
Portofolio kredit di segmen wholesale (bank only) sampai dengan Maret 2020 mencapai Rp513 triliun atau tumbuh 17,92 persen YoY. Sementara pada segmen ritel (bank only) sebesar Rp273,1 triliun, tumbuh 9,47 persen secara tahunan.
Bank Mandiri juga memiliki konsistensi dalam mengembangkan segmen UMKM. Kredit UMKM hingga Maret 2020 mencapai Rp89,2 triliun, tumbuh 6,90 persen secara yoy, kepada lebih dari 929.000 pelaku UMKM.
Sementara itu, untuk program Kredit Usaha Rakyat (KUR), selama tahun 2020 hingga Maret (YtD), total KUR yang disalurkan mencapai Rp6,58 triliun, tumbuh 27,2 persen YoY dengan jumlah penerima sebanyak 79.060 debitur.
“Saat ini kami terus berupaya menjaga kualitas aset dan bisnis karena pandemi ini sangat berpotensi memberikan dampak bagi bisnis perseroan,” sebutnya.