Bisnis.com, JAKARTA -- Perbankan bersiap menurunkan suku bunga simpanan berjangka menyusul penyaluran kredit yang rendah selama pandemi Covid-19. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah memberikan pengumuman mengenai perubahan suku bunga simpanan mulai 27 Juli 2020.
Baca Juga
Dalam pengumuman tersebut, suku bunga simpanan berjangka atau deposito rupiah berkisar pada rentang 4,24% sampai dengan 5,25%, sedangkan deposito valas sebesar 0,40% sampai dengan 1,25%.
Wakil Direktur Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan penurunan suku bunga tersebut berkisar antara 0,25% sampai dengan 0,5%. Penurunan suku bunga pun telah menyesuaikan dengan tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia.
Menurutnya, sejalan dengan penurunan suku bunga tersebut, Bank Mandiri ingin mendorong lebih banyak porsi dana murah untuk menurunkan biaya dana (cost of fund). Terlebih, saat ini ekpansi kredit mengalami perlambatan akibat Covid-19.
"Kami memang ada rencana akan menurunkan bunga deposito mulai 27 Juli nanti. Strategi kami ingin mendorong lebih banyak porsi dana murah," katanya kepada Bisnis, Rabu (17/6/2020).
Menurutnya, penurunan suku bunga tersebut tidak akan berdampak pada penurunan jumlah simpanan sehingga berdampak pada likuiditas perbankan. Pasalnya, penurunan suku bunga juga dilakukan oleh perbankan lain sehingga kemungkinan penarikan maupun pemindahan dana dipastikan tidak terjadi.
Soal kondisi likuiditas, hingga Mei 2020, posisi Liquidity Funding Ratio (LFR) Bank Mandiri berkisar di angka 86% hingga 88%. Bank Mandiri pun saat ini telah menerbitkan obligasi dan Euro MTN yang bertujuan untuk memperkuar struktur pendanaan.
"Sejauh ini [likuiditas] aman. Penerbitan obligasi dan MTN adalah strategi kami untuk melakukan diversifikasi funding," katanya.
Direktur Consumer Banking PT Bank CIMB Niaga Tbk. Lani Darmawan mengatakan penurunan suku bunga deposito akan terus berlanjut. Perseroan saat ini memang lebih berfokus pada dana murah.
Menurutnya, CIMB Niaga memang tidak mengurangi penghimpunan deposito, hanya saja fokus pendanaan tetap pada dana murah untuk mengatur biaya dana.
Saat ini rasio dana murah CIMB Niaga mencapai 60% dari total Dana Pihak Ketiga (DPK). Besaran tersebut mengisyaratkan posisi dana murah yang cukup kuat.
"Saya rasa bank berusaha lebih fokus ke dana lebih murah karena pinjaman menurun. Sehingga performa masih bisa terjaga," katanya.