Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akibat Covid-19, Standard Chartered Proyeksi Kredit Tumbuh Single Digit

Chief Financial Officer Standard Chartered Bank Indonesia Anwar Harsono menyampaikan meski kuartal I/2020 perseroan masih membukukan kinerja yang solid, namun kinerja bank diproyeksikan tidak akan tumbuh terlalu agresif akhir 2020.
Nasabah melakukan transaksi di salah satu mesin ATM Standard Chartered Bank./JIBI
Nasabah melakukan transaksi di salah satu mesin ATM Standard Chartered Bank./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA - Standard Chartered Bank Indonesia memproyeksikan kinerja bisnis tahun ini tumbuh di kisaran single digit.

Chief Financial Officer Standard Chartered Bank Indonesia Anwar Harsono menyampaikan meski kuartal I/2020 perseroan masih membukukan kinerja yang solid, namun kinerja bank diproyeksikan tidak akan tumbuh terlalu agresif sepanjang tahun ini. Hal ini  karna kondisi yang menantang dan penuh ketidakpastian akibat pandemi Covid-19. 

"Kami proyeksikan pertumbuhan usaha bank akan terjaga di single digit menuju akhir 2020," katanya kepada Bisnis, Selasa (23/6/2020).

Anwar menjelaskan, beberapa sektor yang mengalami tren perlambatan di antaranya industri pengolahan dan real estat, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Namun, menurut Anwar, tren perlambatan ini bersifat sementara, bergantung dari kondisi pasar dan pembukaan kembali sejumlah sektor usaha sebagai bagian dari pelonggaran PSBB di sejumlah kota/provinsi.

"Pada semester pertama 2020, kredit kami proyeksikan akan tetap terjaga baik meskipun dapat dipengaruhi dengan adanya kemungkinan pembayaran di akhir semester pertama," katanya.

Adapun berdasarkan laporan publikasi perseroan per kuartal I/2020, penyaluran kredit bank tercatat tumbuh 2,88% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp29,80 triliun.

Sementara pada periode yang sama, himpunan dana masyarakat perseroan tercatat tumbuh jauh lebih tinggi dibandingkan kredit. Dana pihak ketiga (DPK) bank tercatat tumbuh 12,17% yoy menjadi Rp32,87 triliun. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh tabungan dan giro yang tercatat naik signifikan, masing-masing sebesar 58,21% yoy dan 20,24% yoy. Sementara Deposito tercatat turun 21,68% yoy.

Alhasil, likuiditas perseroan pun tercatat melonggar, tercermin dari rasio dana terhadap kredit (loan to deposit ratio/LDR), yang turun dari 87,18% pada Maret 2019 menjadi 82,90% yoy per Maret 2020.

Anwar mengatakan kinerja kredit dan DPK hingga Mei 2020 tercatat baik, salah satunya dengan terlihat dari dana murah (current account saving account/CASA) yang naik seiring animo masyarakat untuk menabung dalam bentuk CASA selama masa pandemi.

"DPK kami proyeksikan akan tetap terjaga pada level yang sama [hingga akhir 2020], yang mana juga bergantung pada animo masyarakat pada masa transisi pandemi," jelas Anwar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper