Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hasil Riset FEB UI: Fintech Pacu Inklusi Keuangan Nasional

Hasil riset terbaru Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) menemukan kehadiran fintech lending memacu inklusi keuangan kalangan milenial.
Ilustrasi solusi teknologi finansial/flickr
Ilustrasi solusi teknologi finansial/flickr

Bisnis.com, JAKARTA -- Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) memaparkan bahwa kehadiran fintech lending telah berkontribusi pada peningkatan inklusi keuangan milenial, terutama kelompok usia 35 tahun yang merupakan cakupan populasi terbesar di Indonesia saat ini. 

Dalam konferensi pers bertajuk “Dampak Sosial dan Ekonomi Fintech Lending di Indonesia (Studi Kasus Investree 2017-2019), LD FEB UI merilis hasil studi kasus yang mengukur dampak sosial dan ekonomi fintech lending.

Pinjaman dari fintech lending menjangkau berbagai sektor produktif dalam perekonomian mulai dari pertanian, manufaktur, dan jasa. Temuan ini menyiratkan peran dari fintech lending dalam mendukung sektor keuangan yang inklusif secara digital.

“Kontribusi yang semakin besar dari fintech lending menunjukkan bahwa teknologi mampu mempercepat inklusi keuangan. Terbukti, sektor yang memiliki akses terbatas ke kredit, misalnya jenis bisnis yang layanan dan pertanian kini dapat berpartisipasi dalam pinjaman digital peer-to-peer," kata Wakil Kepala LD FEB UI, I Dewa Gede Karma Wisana, Kamis (2/7/2020).

Riset yang dilakukan pada Desember 2019 merupakan riset dengan jenis studi kasus pertama yang mengukur dampak sosial dan ekonomi fintech lending di Indonesia. Riset ini mengambil sampel dari borrower (debitur) dalam ekosistem Investree, sebuah perusahaan pionir fintech lending.

“Kami mengambil sampel dari ekosistem Investree karena Investree merupakan pionir dari perusahaan fintech lending di Indonesia dan telah mendapatkan izin dari OJK. Selain itu, Investree juga fokus pada pembiayaan untuk UKM yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia,” jelasnya

Dalam riset ini, LD FEB UI menggunakan metode wawancara tatap muka dengan 261 Borrower yang dipilih secara acak dengan cakupan wilayah Jabodetabek (77 persen), Jawa Barat (15 persen), dan Jawa Tengah dan Jawa Timur (8 persen).

Apabila melihat tipe pinjaman, borrower dengan tipe online seller financing adalah yang paling banyak menjadi responden dalam riset ini yakni sebanyak 62 persen, dilanjutkan dengan tipe invoice financing (32 persen), dan working capital term loan (6 persen).

Temuan menarik dalam riset ini adalah banyak peminjam yang bergerak di bidang industri kreatif di mana 24 persen dari borrower Investree adalah para pelaku industri kreatif dan 15 persen diantaranya mengalami peningkatan pendapatan antara 30 persen - 50 persen setelah memperoleh pinjaman dari fintech lending di mana dalam riset ini merupakan pinjaman dari Investree.

Kemudian, sebesar 52 persen dari industri kreatif yang meminjam di Investree menggunakan layanan invoice financing dilanjutkan dengan tipe online seller financing (33 persen), dan working capital term loan (15 persen).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arif Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper