Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemulihan Ekonomi, BNI Akselerasi Bisnis Sektor Pertanian

Ada tren pertumbuhan debitur BNI di sektor pertanian, dari semula hanya 970 petani pada 2015 menjadi lebih dari 150.000 petani pada 2019.
Aktivitas karyawati di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk di Jakarta, Kamis (11/6). Bisnis/Nurul Hidayat
Aktivitas karyawati di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk di Jakarta, Kamis (11/6). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. akan melakukan akselerasi bisnis di sektor pertanian untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19.

Salah satu upaya yang dilakukan perseroan adalah dengan mempercepat penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) tani dan memperluas akses pembiayaan bagi petani.

Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) BNI Tambok P. Setyawati mengatakan ada tren pertumbuhan debitur di sektor pertanian, dari semula hanya 970 petani pada 2015 menjadi lebih dari 150.000 petani pada 2019.

Pada 2020, perseroan akan memperluas akses pembiayaan kepada lebih dari 225.000 petani yang tersebar di 13 provinsi, dengan alokasi KUR senilai Rp6,5 triliun. Adapun, kredit pertanian di luar KUR sebesar Rp2,1 triliun.

Saat ini penyaluran kredit di sektor pertanian masih didominasi perkebunan kelapa sawit. Meski demikian, perseroan tidak menutup kemungkinan menyalurkan pembiayaan untuk bidang lainnya.

Tambok memastikan ekspansi yang agresif di sektor pertanian tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Hal ini tercermin dari kolektibiltas kredit yang terjaga dengan baik yaitu 99 persen.

"Ada 16,9 juta petani tersebar di 13 provinsi atau 47 persen dari total petani yang terdata di RDKK [rencana definitif kebutuhan kelompok tani] BNI. RDKK dibutuhkan sebagai database pertanian yang kami jadikan nasabah BNI untuk penyaluran," katanya pada Rabu (8/7/2020).

Terkait dukungan teknologi, perseroan telah mengembangkan proses kredit digital berbasis web. Perseroan juga bekerja sama dengan start up di bidang agritech yaitu HARA untuk melakukan pendampingan kepada kelompok tani.

Tambok menambahkan selain masalah permodalan, ada faktor lain yang menjadi kendala sektor pertanian seperti ketersediaan pupuk, produktifitas yang masih rendah, akses pasar dengan harga yang wajar.

"Kendala ini tidak hanya diselesaikan oleh perbankan, tetapi bahu membahu dengan stakeholder lainnya," imbuhnya.

Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian Gatot Irianto mengatakan pertanian menjadi pemenang sektor ekonomi pada masa normal baru. Ini terlihat dari pertumbuhan sektor pertanian sebesar 9,46 persen pada kuartal I/2020 ketika sektor lainnya terpuruk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper