Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. siap menggelontorkan kredit kepada UMKM, khususnya yang terdampak pandemi Covid-19, untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional.
Hal tersebut bakal dilakukan setelah perseroan menandatangani kerja sama program penjaminan untuk kredit modal kerja UMKM terdampak Covid-19 dengan Askrindo dan Jamkrindo pada Selasa (7/7/2020).
Direktur Utama BNI Herry Sidharta mengatakan potensi UMKM yang akan dikutsertakan dalam program penjaminan tersebut sebanyak 3.000 debitur dengan total maksimum kredit mencapai Rp3 triliun. Di samping itu, perseroan akan menyalurkan Rp9 triliun untuk UMKM baru yang siap memasuki fase new normal.
"Bahkan untuk program PEN ini BNI memberikan bunga murah untuk mendukung UMKM sebagai penggerak ekonomi nasional," katanya dalam keterangan resmi, Selasa (7/7/2020).
Melalui program PEN, perseroan menerima dana penempatan pemerintah senilai Rp5 Triliun. Perseroan berkomitmen untuk dapat meleverage dana tersebut sebanyak 3 kali dan menyalurkannya dalam bentuk kredit senilai Rp15 triliun.
Dari kredit tersebut, BNI akan menyalurkan sekitar Rp12 triliun atau 80 persen untuk pelaku UMKM yang paling terdampak Covid-19. Sementara 20 persen sisanya akan disalurkan kepada kredit menengah dan korporasi.
Baca Juga
Penyaluran kredit menengah dan korporasi diutamakan kepada sektor padat karya yang dapat memberikan multiplier effect terhadap perekonomian nasional.
Untuk dapat mendorong sektor riil, kredit UMKM terutama akan disalurkan berupa kredit usaha rakyat sehingga dapat menjangkau lapisan masyarakat secara lebih luas. Sektor-sektor produktif yang menjadi prioritas seperti pertanian, industri, jasa, serta perdagangan.
Sektor pertanian dipandang sebagai sektor yang tahan terhadap penyebaran Covid-19. Oleh karena itu, perseroan menggarap sektor ini secara serius, yang tercermin pada pertumbuhan kredit di sektor ini yang mencapai 33,1 persen secara tahunan.