Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jumlah Dana Simpanan di BNI Tumbuh 10,3 Persen per Mei 2020, Ini Pendorongnya

Direktur Keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Sigit Prastowo mengatakan pertumbuhan DPK tersebut sejalan dengan pertumbuhan himpunan dana bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV yang tumbuh dua digit. Pertumbuhan DPK paling signifikan berasal dari giro yang tumbuh mencapai 34%.
Pegawai sedang membantu nasabah untuk melakukan aktivasi BNI Mobile Banking di Kantor Cabang BNI Hongkong/dokumen BNI
Pegawai sedang membantu nasabah untuk melakukan aktivasi BNI Mobile Banking di Kantor Cabang BNI Hongkong/dokumen BNI

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. membukukan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) pada Mei 2020 sebesar 10,3% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu menjadi Rp592,5 triliun.

Direktur Keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Sigit Prastowo mengatakan pertumbuhan DPK tersebut sejalan dengan pertumbuhan himpunan dana bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV yang tumbuh dua digit. Pertumbuhan DPK paling signifikan berasal dari giro yang tumbuh mencapai 34%.

Sementara itu, jumlah dana deposito relatif tidak tumbuh bahkan cenderung mengalami penurunan sebesar 2%. “Kami tentunya tetap memprioritaskan penghimpunan DPK melalui dana murah,” katanya kepada Bisnis, Rabu (22/7/2020).

Menurutnya, pertumbuhan DPK ini sejalan pergerakan dana masyarakat yang sifatnya "flight to quality". Pertumbuhan DPK ini juga seiring dengan peningkatan transaksi nasabah melalui mobile banking.

Pertumbuhan DPK sejalan dengan pertumbuhan rekening, khususnya tabungan.

“Di tengah demand kredit yang rendah, maka BNI fokus pada pertumbuhan dana murah yakni tabungan dan giro. Makanya pertumbuhan giro cukup tinggi, sebaliknya deposito yakni dana mahal mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun lalu,” katanya.

Terpisah, Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede mengatakan meningkatnya likuiditas di tengah perlambatan permintaan kredit memberikan alternatif bagi bank besar untuk menaruh dananya di obligasi pemerintah agar dana mengendap dapat lebih produktif. Apabila hal tersebut dilakukan, maka harga obligasi di pasar akan kembali pulih seiring dengan peningkatan permintaan.

“Hal lain yang dapat dilakukan oleh bank besar dengan peningkatan likuiditas ini ialah penyaluran dana ke bank yang membutuhkan likuiditas sehingga kesehatan umum sektor perbankan dapat lebih terjaga,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper