Bisnis.com, JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo memaparkan empat tantangan yang masih dihadapi terkait dengan pengembangan ekonomi, termasuk lembaga keuangan syariah.
Dody mengutarakan, lembaga keuangan syariah masih berkutat pada masalah permodalan, pengembangan inovasi produk syariah, hingga kualitas SDM yang belum memadai, termasuk keterbatasan infrastruktur dalam pengembangan ekonomi syariah.
Pertama, lembaga keuangan syariah masih menghadapi masalah permodalan sehingga hal ini dinilai masih menghambat perluasan jangkauan pemberian pembiayaan dan pendanaan bagi pelaku usaha dengan biaya yang lebih rendah.
"Kedua, percepatan pengembangan inovasi produk syariah. Produk syariah kita perlu lebih variatif dan market friendly," katanya dalam video conference, Senin (5/10/2020).
Ketiga, Dody mengatakan penting untuk terus mendorong pengembangan SDM di sektor ekonomi syariah. Pasalnya, diperlukan SDM yang bisa mengelola dana umat yang sangat besar.
Keempat, menurutnya, keterbatasan infrastruktur di ekonomi dan keuangan syariah juga perlu diatasi sehingga layanan keuangan syariah, termasuk pamanfaatan teknologi bisa semakin diperluas.
Baca Juga
Meski demikian, lanjut Doddy, lembaga keuangan syariah termasuk salah satu sektor yang memiliki daya tahan lebih kuat dalam menghadapi krisis.
Ketika sektor keuangan bertumbangan pada krisis yang terjadi sebelumnya, institusi keuangan syariah justu mengalami pertumbuhan yang positif.
"Kita punya pengalaman krisis di masa yang lalu, meski beberapa institusi keuangan bertumbangan di tingkat global maupun domestik, lembaga keuangan syariah tetap bertahan, malah menunjukkan pertumbuhan positif," jelasnya.
Dody menjelaskan, daya tahan yang lebih kuat ini dikarenakan nilai-nilai yang dimiliki oleh ekonomi syariah, di antaranya nilai keadilan, keseimbangan, dan transparansi.
Dody mengatakan, diharapkan ekonomi dan lembaga keuangan syariah dapat hadir dan menawarkan solusi bagi ketahanan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19 saat ini.