Bisnis.com, JAKARTA - Harga saham PT Bank Permata Tbk. diperkirakan akan semakin moncer dengan masuknya warisan dari aset Bangkok Bank Company Limited cabang Indonesia.
Adapun, harga saham emiten berkode BNLI ini mendapat dorongan yang cukup kuat sepanjang perdagangan pada Rabu (7/10/2020) yakni meningkat sampai 15,25% dibandingkan dengan harga penutupan pada hari sebelumnya.
Pada perdagangan kemarin, posisi saham BNLI ditutup di harga Rp1.360, sudah lebih tinggi 7,94% dari posisi awal tahun.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menyebutkan aksi korporasi ini memang sudah di tunggu pasar dan tentu akan mendapat apresiasi. Bank Permata akan mendapat aset dan modal lebih kuat, serta kesempatan bisnis fungsi intermediasi yang lebih progresif. Namun hal ini tentunya diharapkan terealisasi setelah pandemi berakhir.
"Tentu bagus untuk Bank Permata. Bangkok Bank akan mampu melakukan transfer teknologi sekaligus debitur dan investor asal Thailand untuk memperkuat banknya. Apalagi saat ini banyak investor Thailand yang berencana ekspansi ke Indonesia," ujarnya.
Meski demikian, Hans menyebutkan price to earning ratio (PER) tergolong terlalu tinggi di 32,98 kali. Hal ini membuat harga saham tampak terlalu mahal bagi para investor. Di samping itu, dia melihat price to book value berada di kisaran 1,6 yang masing sangat mahal jika dibandingkan dengan industri.
Baca Juga
"Untuk target harga mungkin butuh data penggabungan kedua entitas ini lebih lanjut. Namun, saya perkirakan sahamnya masih layak dikoleksi dengan harga Rp1.425," katanya.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan juga tak menampik indikator BNLI saat ini membuat saham terlihat mahal. Namun, dia menyebutkan hal tersebut bukan akibat penurunan kinerja melainkan strategis perseroan yang meningkatkan pencadangan sangat signifikan selama paruh pertama tahun ini.
"Untuk target harga dengan adanya dukungan dari grup usaha untuk pengembangan bisnis Bank Permata dan akan mulai terlihat pada tahun depan, jadi target harga BNLI bisa di Rp1.450 per lembar saham," sebutnya.
Trioksa pun tak menyangkal besarnya potensi bisnis Bank Permata setelah langkah integrasi ini. Realisasi Komitmen Bangkok Bank akan membuat bisnis Bank Permata semakin kuat pascapandemi. Terlebih, menurutnya, Bangkok Bank tergolong berhasil menjaga kualitas kredit selama masa pandemi, sehingga dapat menjadi acuan bagi manajemen.
"Untuk tahun ini perseroan mungkin masih perlu konservatif karena pandemi, tetapi juga sudah selesai kemampuan ekspansinya sangat besar," imbuhnya.