Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. mencatat rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) sebesar 2,98% pada Juni 2020, masih di bawah rata-rata industri perbankan. Sementara itu, kondisi permodalan BRI masih sangat memadai.
Hal ini tercermin dari capital adequacy ratio (CAR) Bank BRI yang berada di kisaran 20,2% per Agustus 2020. Rasio kecukupan permodalan tersebut dinilai masih mencukupi sebagai bantalan bila rasio kredit bermasalah meningkat saat ekonomi mengalami pemburukan.
Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengatakan posisi CAR BRI meningkat dibanding bulan Juli 2020 dan masih jauh di atas persyaratan minimum regulator sebesar 12%.
Level CAR tersebut telah memperhitungkan kebutuhan bisnis BRI serta kemampuan untuk mengantisipasi adanya risiko kredit seperti pemburukan NPL, maupun risiko pasar, dan operasional.
"Selain memiliki kemampuan permodalan yang baik, BRI juga telah membentuk pencadangan kredit yang cukup dengan rasio NPL coverage di atas 200%," katanya kepada Bisnis, belum lama ini.
Selain itu, sebagai upaya penyelamatan kredit terdampak UMKM, BRI telah melakukan upaya restrukturisasi secara masif khususnya di segmen UMKM.
Di tengah perlambatan kredit akibat pandemi, pertumbuhan kredit BRI juga dilakukan secara selektif yang berfokus pada Segmen UMKM khususnya Mikro.
"BRI juga menyalurkan kredit pada sektor tidak terdampak signifikan seperti pangan, pertanian dan kesehatan," sebutnya.