Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tips Bagi UMKM Pertahankan Bisnis di Tengah Pandemi

Menurutnya manajemen keuangan yang baik itu sangat penting untuk mempertahankan bisnis dari kondisi ekonomi yang tidak stabil seperti sekarang ini.
Ilustrasi UKM
Ilustrasi UKM

Bisnis.com, JAKARTA - Penasihat Keuangan Ghita Argasasmita, menambahkan bahwa dalam membangun usaha yang komprehensif dan berkelanjutan, diperlukan manajemen keuangan yang baik.

Menurutnya manajemen keuangan yang baik itu sangat penting untuk mempertahankan bisnis dari kondisi ekonomi yang tidak stabil seperti sekarang ini.

“Kemampuan yang penting untuk dimiliki seorang pengusaha UMKM adalah kemampuan manajemen keuangan yang baik untuk membawa bisnis mereka maju dan berkelanjutan,” kata Ghita.

Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh pelaku UMKM, baik saat akan memulai usaha maupun saat usahanya sudah berjalan, adalah untuk menekan biaya operasional seefisien mungkin dan memisah rekening pribadi dan rekening usaha.

Gita yang juga founder Integrita Financial tersebut memastikan bila rekening usaha sudah terpisah maka arus bulanan akan terlihat dengan jelas.

“Apabila bisa memisahkan tabungan usaha dan pribadi, penghitungan kas bulanan usahanya akan lebih mudah dan tepat," ujarnya.

Selain itu, hal tersebut juga akan meminimalisir kemungkinan terjadinya krisis uang kas yang diakibatkan oleh penarikan uang tunai untuk keperluan pribadi.

Menurutnya, dengan pencatatan arus kas, neraca, dan laporan laba rugi usaha terperinci, maka pengusaha UMKM dapat menggunakan data laporan keuangan itu, sebagai bahan pertimbangan sebelum memutuskan menambah modal usaha melalui fasilitas pembiayaan keuangan.

“Manfaat lainnya dari membuat pencatatan keuangan, neraca kas, serta laporan laba rugi adalah kita bisa mengetahui dengan baik apakah usaha kita sudah berkembang baik atau masih membutuhkan pengembangkan, baik dengan modal kerja internal atau perlu pembiayaan dari luar,” ujarnya.

Ressy Chandra, seorang Pelapak Jawara di Bukalapak yang sukses mengembangkan usaha kecilnya yang berawal dari lapak online di Bukalapak hingga kini mempunyai toko dengan banyak karyawan, mengamini hal tersebut.

“Awalnya saya pun sama seperti kebanyakan pelapak yang buta akan keuangan, tidak tahu cara manajemen keuangan, hingga saya merubah pola pencatatan keuangan saya," ujarnya.

Kemudian dari sana, lanjut dia, kas keuangan mulai jelas dan saat dirinya melihat ada lebihan laba, lalu memberanikan diri untuk mengajukan pinjaman guna mengisi toko offline dan kelebihan laba itu dibayarkan untuk cicilan.

Ressy mengakui bahwa hadirnya berbagai lembaga dan jasa pembiayaan digital termasuk seperti Akulaku, tentu memberi dampak positif.

Pasalnya akses pembiayaan menjadi sangat mudah bagi pelaku UMKM seperti dirinya di era digital seperti sekarang ini.

“Tentunya harus dengan memperhatikan hal hal seperti apakah perusahaan pembiayaan itu terdaftar dan diawasi oleh OJK, serta pelajari juga manfaat dan risiko produk keuangan yang akan digunakan,” pungkasnya

Sementara itu, PT Akulaku Finance Indonesia gencar menggelar edukasi mengenai inklusi keuangan kepada para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Tanah Air sehingga semakin memudahkan dalam mengakses berbagai lembaga, produk dan jasa keuangan.

Pasalnya, berdasarkan survei Pricewaterhousecoopers (PwC) 2019, menyebutkan 74 persen pelaku UMKM di Indonesia belum mendapatkan akses pembiayaan, dimana salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya pemahaman terkait inklusi keuangan.

Corporate Secretary Akulaku Finance Indonesia, Wildan Kesuma mengungkapkan bahwa edukasi terkait literasi keuangan terhadap pelaku UMKM di Tanah Air sangatlah penting.

Pasalnya, dengan meningkatnya literasi keuangan para pelaku UMKM, maka akan semakin memudahkan mereka mendapatkan ketersediaan akses pada berbagai lembaga, produk dan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan.

“Inklusi keuangan bisa dikatakan terwujud kalau semua orang dapat mengakses layanan keuangan dengan mudah. Efek yang diharapkan adalah meningkatnya kemampuan ekonomi dan berkurangnya kemiskinan serta kesenjangan,” ujarnya seperti dikutip, Selasa (13/10/2020).

Pihaknya berharap dengan terlibat secara aktif melakukan edukasi, dapat juga membantu tercapainya target indeks inklusi keuangan Indonesia menjadi diatas 90 persen dalam waktu 3 tahun ke depan, sesuai instruksi Presiden Joko Widodo.

Tujuan edukasi tersebut untuk memberikan pemahaman mengenai pengelolaan keuangan usaha, khususnya pengelolaan pembiayaan produktif yang sesuai dengan kebutuhan UMKM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper