Bisnis.com, JAKARTA -- Pertumbuhan kredit perbankan saat ini masih ditopang dari luar Pulau Jawa. Di tengah pertumbuhan kredit di Pulau Jawa yang masih terkontraksi, kondisi sebaliknya justru terlihat di daerah lain.
Berdasarkan data OJK, pertumbuhan kredit daerah di luar Pulau Jawa adalah sebesar 2,99 persen YoY. Sementara itu, pertumbuhan kredit di Pulau Jawa justru terkontraksi 0,83 persen YoY.
Pertumbuhan kredit nasional belum optimal karena dua wilayah yang memiliki share terbesar 57,61 persen mengalami penurunan kredit. Dua wilayah tersebut yakni DKI Jakarta dan Jawa Timur yang masing-masing memiliki share kredit sebesr 49,14 persen dan 8,47 persen.
DKI Jakarta mencatat pertumbuhan kredit minus 0,04 persen per Agustus 2020 dan Jawa Timur minus 2,85 persen per Agustus 2020.
Sementara itu, daerah lain dengan share kredit yang cukup besar masih mencatatkan pertumbuhan yang positif per Agustus 2020. Seperti misalnya Jawa Barat yang tumbuh 1,28 persen YoY, Jawa Tengah 2,71 persen YoY, dan Sumatra Utara 0,19 persen YoY.
Adapun, secara total pertumbuhan kredit yang disalurkan bank pembangunan daerah (BPD) adalah sebesar 6,86 persen YoY per Agustus 2020.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan mayoritas wilayah Indonesia mencatatkan pertumbuhan positif karena peran BPD dalam membantu mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah cukup optimal.
Bahkan, kredit BPD tumbuh konsisten tidak hanya secara tahunan, tetapi juga tumbuh 1,7 persen sejak awal tahun hingga Agustus 2020 (YTD) dan 0,45 persen dari Juli 2020 ke Agustus 2020 (mtm).
"Kalau lihat di daerah, pertumbuhan kredit lebih cepat dan resilience karena daerah aktivitasnya mulanya terganggu sudah mulai tumbuh," katanya dalam Capital Market Summit anda Expo (CMSE), Senin (19/10/2020).
Menurutnya, sebagai upaya ancang-ancang menanti aktivitas ekonomi kembai pulih, likuiditas perbankan harus disiapkan. Bahkan, saat ini aktovitas ekonomi didaerah sudah kembali bergairah. Saat ini, aktivitas ekonomi di kota-kota besar juga masih perlu digenjot supaya demand kredit bisa tumbuh lebih cepat lagi.
"Optimisme masyarakat dan para pengusaha sangat penting agar bisa pre-emtive segera siap-siap lakukan kegiatan bisnis dan ini sektor keuangan baik pasar modal dan perbankan siap dengan likuiditas," katanya.