Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan tingkat inflasi Indonesia pada 2021 akan kembali pada kisaran 3 plus minus 1 persen.
Pada 2020, inflasi indeks harga konsumen (IHK) diperkirakan akan lebih rendah dari 2 persen, sejalan dengan permintaan masyarakat yang terpukul pandemi Covid-19.
Meski akan kembali pada kisaran 3 persen pada 2021, Perry mengatakan ada beberapa risiko yang harus diwaspadai.
Pertama, yaitu meningkatnya permintaan domestik sejalan dengan proses pemulihan ekonomi nasional. Kedua, kesinambungan pasokan dan distribusi pangan antardaerah dan antarwaktu.
Selain itu, Perry mengatakan pengaruh dari tertundanya ekspansi moneter yang dilakukan pada 2020 juga akan memengaruhi tingkat inflasi pada tahun depan.
"Karena itu, sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan BI, dengan berbagai inovasi program pengendalian inflasi, perlu terus kita perkuat untuk memastikan tetap terjaganya inflasi dalam rentang kisaran sasaran yang telah kita capai sejak 2015," katanya, Kamis (22/10/2020).
Baca Juga
Adapun hingga September 2020, inflasi tercatat sangat rendah di seluruh daerah, dan secara nasional inflasi pada periode tersebut tercatat sebesar 1,42 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Inflasi yang rendah ini juga sejalan dengan terjaganya ekspektasi inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah, dan ketersediaan pasokan panen di sejumlah sentra produksi, serta harga komoditas pangan yang rendah.