Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank OCBC NISP Tbk. membukukan laba bersih sebesar Rp1,95 triliun per akhir kuartal III/2020, turun 12% secara tahunan dibandingkan dengan realisasi laba pada September 2019 yang berjumlah Rp2,22 triliun.
Penurunan kinerja tersebut lantaran perseroan memilih untuk menambah pencadangan sebagai bantalan untuk mengantisipasi pemburukan kredit. Meski pendapatan bunga bersih masih mampu naik secara moderat, tetapi beban pencadangan naik secara signifikan yakni lebih dari 2 kali lipat.
"Tekanan terhadap indikator makro ekonomi tahun mempengaruhi jumlah pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai kredit yanh berpengaruh pada laba," kata Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP dalam siaran pers OCBC NISP, Rabu (4/11/2020).
Dia menyampaikan perseroan akan meneruskan berbagai inisiatif yang telah berjalan dengan baik untuk menjaga kinerja yang berkelanjutan.
OCBC NISP juga akan meneruskan upaya optimalisasi beban operasional sehingga produktivitas dan efisiensi dapat terus ditingkatkan, serta penyaluran dan pengelolaan kredit yang berhati-hati untuk menjaga kualitas aset yang sehat.
Dengan penambahan pencadangan yang dilakukan dan penjagaan kualitas kredit, rasio NPL (non-performing loan) gross tercatat masih tetap di level 1,8%, sama seperti September 2019. Akan tetapi, NPL net masih tetap mengalami kenaikan yakni dari 0,8% menjadi 0,9%. Meski demikian, realisasi tersebut masih di bawah rata-rata NPL industri perbankan.
Baca Juga
Dari sisi penyaluran kredit, hingga akhir September 2020 kredit perseroan tercatat sebesar Rp118,91 triliun, turun 1% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang berjumlah Rp119,94 triliun.
Adapun dari sisi penghimpunan dana, jumlah pendanaan yang dihimpun perseroan tumbuh sangat signifikan yakni 16% dari Rp132 triliun menjadi Rp153,39 triliun. Hal ini membuat kondisi likuiditas perseroan sangat longgar dengan LDR sebesar 77,3% dan LFR 75,5%.
Kesehatan keuangan Bank terjaga dengan baik di kuartal III 2020, terlihat dari rasio kecukupan modal (CAR) yang berada pada level 21% dan rasio ketersediaan dana untuk memenuhi kewajiban (Liquidity Coverage Ratio) yang mencapai 186%.
Parwati menyampaikan kemampuan OCBC NISP untuk terus tumbuh secara berkelanjutan ini didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan fokus strategi Bank dalam meningkatkan dana murah (CASA), mempercepat akselerasi digital dan konsistensi menjaga kualitas kredit.
"Kinerja positif ini menjadi modal kami untuk terus memberikan dukungan kepada seluruh nasabah baik individu maupun korporasi agar dapat terus melaju jauh bersama meraih aspirasi keuangannya sekaligus berkontribusi untuk turut menggerakkan perekonomian Indonesia di situasi yang menantang ini,” ujarnya.
Per akhir September 2020, jumlah dana murah OCBC NISP tumbuh 28% yoy. Kenaikan ini didorong pengembangan layanan digital melalui internet banking maupun aplikasi mobile banking ONe Mobile dan Velocity@OCBCNISP.