Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. mengakui akan ada aksi korporasi yang akan dilakukan dalam waktu dekat.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo pada paparan kinerja kuartal III/2020, Rabu (11/11/2020).
Rencana aksi korporasi tersebutlah yang menyebabkan perseroan perlu memaparkan laporan yang telah diaudit sehingga perlu waktu yang lebih lama dibandingkan dengan bank pelat merah lain.
Haru mengatakan pemaparan yang sedikit terlambat lumrah bagi emiten perbankan. "Hanya saja, memang betul ada corporate action. Itu kami nanti sebutkan, belum bisa jadi bahan publik," katanya.
Walaupun belum mau membagi informasi lebih lanjut mengenai rencana tersebut, Haru mengatakan hasil dari aksi korporasi akan tetap ditujukan untuk menunjang bisnis perseroan, yakni pengembangan sekaligus ekspansi debitur UMKM.
"Itu arahnya ke mana, ya tetap untuk pengembangan bisnis UMKM kami."
Direktur Utama BRI Sunarso menambahkan perseroan ke depan akan lebih banyak menggarap debitur ultra mikro baru. Bahkan, perseroan kembali membuat target rasio kredit UMKM baru menjadi 85 persen dari yang saat ini sudah mencapai 80 persen.
"Dari yang belum unbankable, kami bawa masuk ke perbankan dengan perkuat basis ultra mikro dan unbankable kami masukkan," ujar Sunarso.
Dia menyampaikan segmen unbankable memang belum banyak digarap oleh BRI selama ini. Segmen ini terdiri dari bagian, termasuk kelas miskin produktif yang diyakini memiliki pangsa pasar sangat besar, tetapi hanya sangat sedikit bank yang bermain.
Segmen ini, yang selama ini digarap oleh perusahaan pembiayaan nonbank, seperti BUMN Pegadaian maupun Permodalan Nasional Madani (PNM).
Meski bentuk aksi korporasi ini masih belum dapat dibeberkan kepada publik, jika menilik ke belakang Menteri BUMN Erick Thohir pernah menyampaikan tiga BUMN akan terlibat dalam sebuah sinergi pada akhir Februari 2020.
Tiga perusahaan pelat merah tersebut yaitu BRI, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero).
Rencana ini sebenarnya dicanangkan pada awal tahun dan ditargetkan selesai pertengahan tahun ini. Saat itu, Erick belum menjelaskan lebih rinci terkait bentuk sinergi apa yang akan dilakoni BRI, Pegadaian, dan PNM. Namun, ketiga BUMN punya pangsa pasar wong cilik, segmen menengah ke bawah.
Sebelumnya, ketiga perusahaan pelat merah itu sudah melakukan kolaborasi sejak jauh hari. BRI misalnya, sudah menggandeng PNM untuk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) mikro ke sejumlah pedesaan.
“Juni ini juga terjadi sinergi antara BRI, Pegadaian, dan PNM. Ini akan luar biasa, jadi cepat-cepat beli sahamnya BRI,” paparnya dalam acara Economic Outlook 2020 di Jakarta, Rabu (26/2/2020).
Jadi, apakah aksi korporasi BRI tersebut terkait dengan sinergi dengan PNM dan Pegadaian? Kita tunggu saja.