Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BRI dan BNI 'Ngebut' Salurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Direktur Bisnis Mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Supari menuturkan penyaluran KUR per perseroan sudah sangat gencar akhir tahun ini. Pelaku usaha mikro pun sudah mulai kembali beroperasi sehingga membutuhkan pembiayaan modal kerja.
Petugas bank menjelaskan mengenai kredit usaha rakyat (KUR)./Antara-R. Rekotomo
Petugas bank menjelaskan mengenai kredit usaha rakyat (KUR)./Antara-R. Rekotomo

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku industri perbankan melakukan akselerasi dalam penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) guna memenuhi target akhir tahun tahun ini. Hal ini utamanya didorong oleh kebutuhan pembiayaan dari pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sekaligus perbaikan konsumsi masyarakat di daerah.

Direktur Bisnis Mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Supari menuturkan penyaluran KUR per perseroan sudah sangat gencar akhir tahun ini. Pelaku usaha mikro pun sudah mulai kembali beroperasi sehingga membutuhkan pembiayaan modal kerja.

Dia mengklaim penyaluran KUR akhir tahun ini juga difokuskan untuk menyasar debitur baru, terlebih perseroan juga aktif dalam penyaluran KUR super mikro.

"Data terakhir kami sudah mencapai 98% dari target kami dan akan sampai target hingga tutup tahun," katanya, Sabtu (19/12/2020).

Supari menambahkan perseroan juga aktif melakukan transformasi dalam proses penyaluran kredit mikro. Hal ini tak hanya terus mempertahankan kualitas kredit, tetapi juga matri membantu mantri di lapangan untuk dapat cepat memproses permohonan kredit.

Sekretaris Perusahaan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Mucharom menuturkan perseroan juga sudah mulai agresif mengejar target penyaluran KUR akhir tahun ini.

Debitur UMKM juga mulai melihat konsumsi masyarakat mulai membaik dengan banyaknya stimulus pemerintah sehingga membutuhkan modal kerja.

"Data per November 2020, BNI telah menyalurkan KUR 19,5 triliun dengan 220.000 lebih pelaku UMKM. Alokasi tahun ini Rp22 triliun dan bisa kami penuhi hingga lebih dari 95%," sebutnya.

Mucharom menyampaikan perseroan semakin fokus pada pembiayaan debitur produktif. Pasalnya segmen ini memiliki multiplier effect terhadap ekonomi ketimbang hanya perdagangan.

"Sektor produktif ini pun ditopang oleh sektor pertanian yang pertumbuhan ekonominya masih cukup baik selama masa pandemi," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper