Bisnis.com, JAKARTA -- Dewan komisaris PT Bank Syariah Indonesia Tbk. memastikan penerapan AKHLAK akan diutamakan pada proses konsolidasi tahun pertama operasional.
Komisaris Independen Bank Syariah Indonesia Arief Rosyid Hasan menyampaikan proses konsolidasi akan berjalan selama satu tahun. Dari sisi teknis, jajaran manajemen sudah menyiapkan berbagai langkah yang matang untuk dapat beroperasi secara optimal pada tahun pertama.
"Sementara itu, kami di jajaran komisaris akan memastikan penerapan AKHLAK yang menjadi nilai dari badan usaha milik negara," katanya kepada Bisnis, Kamis (4/2/2021).
Adapun, AKHLAK yang dimaksudkan adalah kepanjangan dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif, sebagai standar nilai perilaku yang menjadi pedoman dalam berbudaya kerja dalam mewujudkan semangat BUMN Untuk Indonesia.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengapresiasi lahirnya Bank Syariah Indonesia. Dia mengatakan Indonesia memiliki penduduk muslim terbesar di dunia, sehingga bank ini telah ditunggu oleh masyarakat.
Meski begitu, tantangan ke depan masih cukup besar. Hal tersebut melihat literasi masyarakat terhadap produk keuangan berprinsip syariah yang masih rendah.
Di samping itu, masyarakat mengidamkan produk keuangan syariah yang lebih murah, kualitas lebih bagus, layanan lebih nyaman. Hal itu semua bisa dilakukan jika memiliki bank syariah raksasa.
"Dan ini baru lahir. Pekerjaan masih banyak. Bagaimana mewujudkan mimpi dari masyarakat dengan lahirnya raksasa yang bisa memberikan manfaat terbaik dari sisi kualitas produk, biaya murah, jaringan luas, dan menjadi role model bagi bank syariah yang lain. Ini adalah pekerjaan yang harus dilakukan bersama," katanya.
Pada masa pandemi juga menjadi momentum untuk melakukan berbagai produk dengan digital. Oleh karena itu, OJK juga menyambut baik cita-cita Bank Syariah Indonesia menjadi 10 besar bank syariah global. Kehadiran Bank Syariah Indonesia juga merupakan salah satu upaya bersama mempercepat proses pemulihan ekonomi.
"Kita tahu di dunia mengalami hal yang sama dan seluruh sektor finansial dunia melakukan reformasi. Ini adalah yang tepat yakni reformasi untuk melahirkan bank syariah yang besar untuk Indonesia," imbuhnya.
Sebelumnya, Kementerian BUMN menyampaikan peluang bagi investor asing untuk menjadi investor baru pemilik saham di Bank Syariah Indonesia semakin di buka. Sovereign Wealth Fund (SWF) akan menjadi channel kuat untuk penguatan modal bank syariah terbesar nasional.
Adapun, bank hasil merger PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah ini memiliki aset Rp 214,6 triliun dengan modal inti Rp 20,4 triliun.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bank syariah milik bank BUMN Himbara ini masih memerlukan peningkatan modal. Penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue bagi investor straegis pun akan dipertimbangkan untuk aksi korporasi ke depannya.
"Kami ingin melakukan rights issue dan tentunya jika ada match of interest kami akan sangat terbuka untuk bekerja sama dengan investor mulai investor yang ingin mengambil block seed di BSI ke depannya," kata Kartika.