Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Kredit Indonesia atau Askrindo mencatatkan penjaminan kredit Rp20,69 triliun hingga Februari 2021. Di tengah pandemi Covid-19, sektor perdagangan mencatatkan portofolio penjaminan kredit terbesar.
Direktur Utama Askrindo Dedi Sunardi menjelaskan bahwa penjaminan kredit merupakan aspek yang penting semasa pandemi Covid-19, terutama bagi Kredit Usaha Rakyat (KUR). Perlindungan itu dinilai dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional melalui pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Hal tersebut mendasari perseroan dalam menggenjot penyaluran penjaminan, sehingga portofolio hingga Februari 2021 telah melebihi Rp20 triliun. Jumlah itu naik sekitar 20 persen (year-on-year/yoy) dari sebelumnya berkisar Rp17,2 triliun.
Penjaminan kredit yang diberikan oleh anak usaha Indonesia Financial Group (IFG) tersebut paling banyak masuk ke sektor perdagangan, yakni mencapai Rp9,31 triliun dengan serapan tenaga kerja 291.265 orang. Selanjutnya, penjaminan kredit sektor pertanian dan kehutanan mencapai Rp6,1 triliun dengan serapan tenaga kerja 365.343 orang.
Penjaminan kredit bagi industri kecil tercatat mencapai Rp1,97 triliun dengan serapan tenaga kerja 52.666 orang. Lalu, sektor jasa dan sektor lainnya memperoleh penjaminan kredit sebesar Rp1,87 triliun dengan serapan tenaga kerja mencapai 70.452 orang.
Adaun, sektor penyediaan akomodasi mencatatkan penjaminan kredit sebesar Rp1,04 triliun dengan serapan tenaga kerja 35.449 orang, sektor perikanan dan kelautan Rp374 miliar dengan serapan tenaga kerja 11.993 orang, serta sektor konstruksi Rp24 miliar dengan serapan tenaga kerja 482 orang.
Baca Juga
Saat ini jumlah debitur dalam penjaminan kredit Askrindo mencakaup 553.537 UMKM dengan jumlah tenaga kerja terserap mencapai 827.649 orang. Dengan catatan itu, Askrindo membukukan rasio tingkat penjaminan (non performing guarantee/NPG) 0,7%, yang menurut Dedi menunjukkan kemampuan UMKM dalam membayar kewajibannya dengan baik.
"Tantangannya adalah bagaimana mengelola tingkat risiko penjaminan KUR apabila stimulus POJK 48/2020 dicabut oleh pemerintah. Upaya yang dilakukan oleh Askrindo dalam menghadapi kondisi tersebut adalah meningkatkan likuiditas perusahaaan," ujar Dedi pada Kamis (18/3/2021).
Sejumlah upaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan likuiditas di antaranya adalah meningkatkan cadangan imbal jasa penjaminan (IJP), cadangan klaim, dan reasuransi. Selain itu, perseroan pun akan meningkatkan perolehan recoveries dengan melakukan penagihan secara inten kepada para mitra bisnis.
Hingga akhir tahun ini, pemerintah menetapkan target penyaluran KUR mencapai Rp253 triliun. Menurut Dedi, Askrindo menargetkan akan mengambil porsi sebesar Rp126,5 triliun, dengan target IJP KUR mencapai Rp2,9 triliun.
"Ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi kami dalam menjalankan tugas menjamin KUR dimasa pandemi saat ini," ujar Dedi.