Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mega Akui Permintaan Kredit Sindikasi Masih Sepi

Bank Mega berharap kondisi akan lebih baik pada kuartal kedua tahun ini. Banyak proyek pemerintah dan swasta yang sudah masuk pipeline dan bisa menjadi channel pembiayaan sindikasi perseroan.
Karyawan melayani nasabah di salah satu kantor cabang Bank Mega di Jakarta, Rabu (11/11/2020). Bank Mega mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja positif hingga akhir September 2020, laba sebelum pajak naik 27,7 persen menjadi Rp 2,2 triliun dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp 1,7 triliun. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melayani nasabah di salah satu kantor cabang Bank Mega di Jakarta, Rabu (11/11/2020). Bank Mega mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja positif hingga akhir September 2020, laba sebelum pajak naik 27,7 persen menjadi Rp 2,2 triliun dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp 1,7 triliun. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mega Tbk. melihat permintaan kredit sindikasi masih sangat lemah pada awal tahun ini.

Direktur Kredit Bank Mega Madi D. Lazuardi mengatakan kinerja kredit awal tahun masih belum terlalu kuat sehingga belum banyak proyek besar yang bisa dibiayai dengan skema sindikasi.

"Kami, sejauh ini belum ada kredit sindikasi yang signifikan karena kondisi market masih lemah. Demand terhadap kredit masih relatif kecil kecuali kredit2 infrastruktur Pemerintah," katanya.

Kendati demikian, dia berharap kondisi akan lebih baik pada kuartal kedua tahun ini. Banyak proyek pemerintah dan swasta yang sudah masuk pipeline dan bisa menjadi channel pembiayaan sindikasi perseroan.

"Kuartal depan mungkin baru ada pembahasan kredit sindikasi utk projek Pemerintah yg jumlahnya besar. Namun, tetap kami fokus jalan tol," sebutnya.

Secara umum, Madi menyampaikan kinerja fungsi intermediasi tahun ini akan berbalik positif. Bank Mega berharap perbaikan kinerja ekonomi sekaligus beberapa sektor potensial seperti infrastruktur.

Perbaikan ekonomi tahun ini akankan lebih cepat, sehingga perseroan pun memiliki beberapa sektor dan debitur potensial yang berpeluang melakukan penyerapan kredit baik tahun ini.

"Sebenarnya, tahun ini masih ada beberapa tantangan, tetapi kredit bisa lebih baik. Kami masih tetap berharap sektor korporasi. Kami khususnya pada proyek infrastruktur baik pemerintah maupun swasta. Ada juga beberapa korporasi yang cukup dapat bertahan karena mampu diversifikasi tahun lalu," jelasnya.

Adapun, perseroan menargetkan baki kredit tahun ini dapat mencapai Rp51 triliun, naik dari tahun ini yang tercatat Rp48 triliun. Rasio kredit bermasalah masih akan dapat dijaga di kisaran 2 persen, dari posisi akhir 2020 1,4 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper