Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menegaskan komitmennya dalam mendukung proyek strategis pemerintah melalui penyaluran kredit sindikasi.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan meskipun dampak Pandemi Covid-19 masih membayangi perekenomian Indonesia sehingga laju ekspansi cenderung lebih lambat bila dibandingkan dengan masa sebelum pandemi menyeebar.
Dia menambahkan, pipeline sindikasi perseroan untuk 2021 kini sudah mulai menggeliat kembali kendati masih perlahan-lahan.
"Sehingga kami optimis kredit korporasi, khususnya dengan skema sindikasi, akan perlahan-lahan naik seiring dengan mulai adanya pemulihan ekonomi Indonesia," ujar Aestika ketika dihubungi Bisnis, Rabu (31/3/2021).
Aestika menjelaskan, pada kuartal I untuk kredit sindikasi yang sudah direalisasikan mencapai empat proyek sindikasi. Selain itu masih ada sekitar 10 proyek sindikasi yang sedang dalam tahapan deal on progress.
Beberapa sektor bisnis yang lebih banyak mengajukan kredit sindikasi ke perseroan pada kuartal I adalah sektor-sektor yang mampu bertahan di masa pandemi, seperti agribisnis (hilirisasi produk CPO) dan peternakan.
Baca Juga
"Di samping itu, juga terdapat sektor pertambangan dan manufaktur yang mengajukan kredit sindikasi seiring dengan membaiknya harga komoditas," pungkasnya.
Adapun, fokus bisnis BRI kebanyakan berada di segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), namun perseroan tetap akan aktif berpartisipasi dalam pembiayaan sindikasi.
Namun, emiten berkode saham BBRI ini menyatakan perseroan masih akan tetap mempertahankan komposisi kredit korporasi maksimal 20% terhadap total portofolio kreditnya.