Bisnis.com, JAKARTA - Bank umum syariah maupun unit usaha syariah memasang target pembiayaan untuk pemilikan rumah tinggi bisa tumbuh dua digit pada 2021.
Hal ini sejalan dengan minat masyarakat yang semakin meningkat terhadap pembiayaan bank syariah. Data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) OJK menunjukkan pembiayaan bank syariah untuk pemilikan rumah tinggal mencapai Rp39,51 triliun per Januari 2021.
Angka pembiayaan itu tumbuh 13,84 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, atau tumbuh 0,55 persen dibandingkan dengan posisi Desember 2020.
Di sisi lain, kredit untuk pemilikan rumah tinggal oleh bank konvensional tumbuh 3,28 persen secara yoy pada Januari 2021, tetapi minus 0,11 persen dibandingkan dengan posisi Desember 2020.
Direktur PT BCA Syariah Rickyadi Widjaja mengatakan perseroan mencatat KPR syariah tumbuh 14 persen secara year on year pada kuartal I/2021 atau tumbuh 41 persen secara year to date.
Permintaan KPR syariah mulai naik sejak awal tahun. Penyelenggaraan BCA Expoversary Online 2021 yang digelar sejak 27 Februari 2021 hingga 27 Maret 2021 semakin mendorong penyaluran KPR syariah.
Pembiayaan paling banyak diberikan untuk segmen rumah dengan ticket size Rp500 juta sampai dengan Rp1,5 miliar. Segmen tersebut yang paling banyak diincar keluarga muda.
"Program BCA Expoversary Online cukup membantu karena di situ ada promo, di samping ada beberapa eksisting nasabah," katanya, Selasa (13/4/2021).
Baca Juga : Mari Simak, 6 Syarat Pengajuan KPR Bersubsidi |
---|
Menurutnya, minat masyarakat yang semakin meningkat terhadap KPR syariah karena margin tetap dengan tenor yang lebih panjang. Dengan penawaran tersebut, KPR syariah dinilai dapat bersaing dengan konvensional.
Adapun pada momen Ramadan ini, BCA Syariah memberikan penawaran fixed rate 10 persen untuk tenor 6-15 tahun yang berlangsung sampai dengan akhir Mei 2021.
Ricky berkeyakinan pasar KPR akan membaik dengan adanya stimulus dari pemerintah dan kondisi perekonomian yang lebih baik. Untuk itu, BCA Syariah menargetkan penyaluran KPR dapat tumbuh 30 persen secara yoy di akhir tahun ini.
"Bekerja sama dengan developer yang lebih banyak, pricing dan jangka waktu yang tadi disampaikan, kami yakin bisa berkompetisi dengan bank syariah lain atau konvensional," ujarnya.
Direktur Unit Usaha Syariah Bank Permata Herwin Bustaman menyebutkan pihaknya mampu mencetak kenaikan KPR syariah di atas 3 persen pada kuartal I/2021. Pertumbuhan tersebut didorong oleh produk baru yakni PermataKPR iB Bebas yang diluncurkan Februari kemarin.
Pekerja menyelesaikan pembangunan perumahan di Jonggo, Jawa Barat, Selasa (11/02/2020).
Produk PemataKPR iB Bebas menawarkan kemudahan bagi nasabah untuk dapat memiliki properti dengan angsuran yang fleksibel atau dapat disesuaikan dengan kemampuan serta kapasitas nasabah.
Herwin menyebutkan permintaan pembiayaan rata-rata ditujukan untuk segmen rumah dengan ticket size Rp1,5 miliar. PermataBank Syariah juga dapat memberikan KPR dengan tenor sampai dengan 30 tahun.
Adapun pada tahun ini, pihaknya memasang target pertumbuhan KPR syariah cukup agresif sejalan dengan berbagai produk baru dan promo yang diluncurkan. "Kami targetkan tumbuh double digit tahun ini," imbuhnya.
Direktur Pusat Studi Bisnis dan Ekonomi Syariah Institute Pertanian Bogor (CIEST-IPB) Irfan Syauqi Beik mengatakan data itu menunjukkan pembiayaan rumah tinggal oleh bank syariah semakin diminati masyarakat.
Menurutnya, ada beberapa alasan yang mendorong masyarakat semakin minat terhadap pembiayaan syariah.
Baca Juga : Telat dari Malaysia, Erick Thohir Sebut Jasa Keuangan Syariah Terus Tumbuh di Masa Pandemi |
---|
Pertama, dari sisi kepastian cash flow. Pembiayaan KPR syariah bersifat fixed rate sampai akhir periode pembiayaan. Adanya margin tetap membuat perencanaan keuangan rumah tangga jadi lebih baik.
"Bunga KPR konvensional bisa fluktuatif. Mungkin lima tahun pertama bunganya fix, tapi setelah itu cenderung naik dan bisa berubah. Buat konsumen, kepastian cash flow sangat penting," katanya, Selasa (13/4/2021).
Alasan kedua, karena permintaan akan produk halal, termasuk halal finance semakin meningkat. Hal ini memengaruhi pertumbuhan KPR syariah.
Faktor berikutnya, KPR syariah menawarkan berbagai pilihan akad yang lebih banyak dibandingkan dengan konvensional. Nasabah dapat memiliki akad sesuai dengan kebutuhannya.
"Akadnya bisa murabahah, istishna, maupun musyarakah mutanaqishoh. Pendeknya, masing-masing akad memiliki kriteria tersendiri sehingga nasabah memiliki opsi kontrak yang akan dipilih, disesuaikan dengan kebutuhannya," imbuhnya.