Bisnis.com, JAKARTA - Staf Khusus Menteri Koordinator Perekonomian Umar Juoro memperkirakan laju penyaluran kredit perbankan akan mulai mengalami pertumbuhan positif pada April 2021.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pertumbuhan kredit perbankan pada Maret 2021 masih mengalami kontraksi sebesar -3,7 persen secara tahunan.
“Pada Maret 2021 kredit masih -3,7 persen, pada Mei 2021 kemungkinan bisa jadi positif atau di April,” katanya dalam video conference, Jumat (30/4/2021).
Sementara itu, dia memperkirakan penyaluran kredit akan tumbuh pada kisaran 6 hingga 7 persen, seiring dengan pemulihan ekonomi pada tahun ini.
Menurutnya, yang perlu diwaspadai ke depan adalah penyelesaian restrukturisasi kredit menjelang berakhirnya masa relaksasi yang diberlakukan oleh OJK pada Maret 2022 mendatang.
Di samping itu, risiko kredit yang meningkat juga menjadi tantangan bagi industri perbankan. Pasalnya kredit yang sedang direstrukturisasi saat ini dapat berpotensi menjadi kredit bermasalah (non-performing loan/NPL).
Baca Juga
“Risiko yang masih signifikan yaitu risiko kredit, karena restrukturisasi sudah mencapai sekitar Rp970 triliun, sekitar 20 persen dari total kredit. Sekarang sudah turun menjadi sekitar Rp800 triliun, tapi masih signifikan. Meski NPL bank rendah, tapi kredit yang direstrukturisasi masih ada potensi menjadi NPL,” jelasnya.
Adapun, OJK mencatat profil risiko lembaga jasa keuangan pada Maret 2021 masih cukup terjaga yang tercermin dari rasio NPL gross sebesar 3,17 persen dan NPL net tercatat sebesar 1,02 persen pada Maret 2021.