Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih Bank Permata (BNLI) Kuartal I/2021 Melejit

Bank Permata mengklaim rangkaian perbaikan kinerja telah menghasilkan laba bersih setelah pajak perseroan meningkat secara signifikan menjadi Rp494 miliar pada kuartal I/2021 atau melejit dari Rp2 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Nasabah melakukan transaksi perbankan melalui anjungan tunai mandiri Bank Permata di Jakarta, Rabu (12/2/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Nasabah melakukan transaksi perbankan melalui anjungan tunai mandiri Bank Permata di Jakarta, Rabu (12/2/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Permata Tbk. (BNLI) mengklaim perbaikan kinerja telah menghasilkan peningkatan laba bersih signifikan secara tahunan pada kuartal I/2021.

Lewat siaran pers Jumat (30/4/2021), Bank Permata melaporkan pertumbuhan total aset 21,5 persen year on year (yoy) menjadi Rp203,5 triliun pada kuartal I/2021. Posisi itu membawa emiten berkode saham BNLI itu menjadi salah satu 10 bank komersial terbesar di Indonesia berdasarkan total asetl.

Bank Permata membukukan pertumbuhan pendapatan operasional senilai Rp2,4 triliun atau naik 14,1 persen secara tahunan. Pencapaian itu sejalan dengan pertumbuhan aset dan bisnis bank setelah penyelesaian integrasi dengan Bangkok Bank Indonesia pada Desember 2020.

Penyaluran kredit tumbuh 6,6 persen yoy menjadi Rp117,7 triliun pada kuartal I/2021 terutama didorong oleh pertumbuhan kredit pada segmen wholesale banking sebesar 28,7 persen yoy dan kredit KPR 15,5 persen yoy.

Selain itu, BNLI menerapkan manajemen biaya operasional secara optimal yang tecermin dari perbaikan rasio beban operasional dibandingkan pendapatan operasional (BOPO) menjadi sebesar 82,3 persen atau membaik 11,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 94,0 persen. 

Rasio NPL coverage terjaga di kisaran yaitu 246 persen lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 152 pesen. Kendati demikian, dengan perbaikan kualitas aset yang terjadi selama periode berjalan, jumlah biaya penyisihan penurunan nilai kredit turun sebesar 34 persen menjadi Rp420 miliar pada kuartal I/2021.

Manajemen Bank Permata mengklaim rangkaian perbaikan kinerja telah menghasilkan laba bersih setelah pajak perseroan meningkat secara signifikan menjadi Rp494 miliar pada kuartal I/2021 atau melejit dari Rp2 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Abdy Dharma Salimin, Direktur Utama (Plt) PermataBank mengatakan perseroan memulai 2021 dengan hasil memuaskan. Menurutnya, upaya perseroan untuk bangkit bersama dan terus memberikan kontribusi positif terhadap pemulihan ekonomi Indonesia telah diwujudkan dengan strategi dalam memperluas skala, memperdalam hubungan dengan nasabah serta memberikan solusi perbankan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.

“Bertambahnya kapital PermataBank menunjang semakin kuatnya inisiatif digitalisasi perbankan yang kami berikan bagi nasabah setia PermataBank,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (30/4/2021).

BNLI mengklaim berhasil menjaga rasio NPL gross dan NPL net di level 2,9 persen dan 1,0 persen. Posisi itu lebih baik dari periode yang sama tahun lalu yakni 3,2 persen dan 1,2 persen.

Adapun, perbaikan NPL akan terus dicapai dengan adanya restrukturisasi kredit bermasalah, penghapusan kredit, penjualan kredit NPL, dan pertumbuhan kredit good book.

Selanjutnya, posisi likuiditas BNLI terjaga yang tecermin dari rasio loan to deposit ratio (LDR) sebesar 77 persen pada akhir Maret 2021, turun dibandingkan dengan posisi tahun lalu yang sebesar 80 persen.  Hal ini dikontribusikan antara lain oleh peningkatan simpanan nasabah yang tumbuh sebesar 12,2 perse yoy dengan rasio CASA sebesar 54 persen, menguat di bandingkan posisi Desember 2020 sebesar 51%. 

Rasio permodalan BNLI juga terjaga sejak penyelesaian integrasi dengan Bangkok Bank Indonesia pada Desember 2020, sebagaimana tecermin pada rasio CAR dan CET-1 pada posisi akhir Maret 2021 masing-masing sebesar 35,2 persen dan 26,6 persen, meningkat dibandingkankan dengan 19,6 persen dan 18,4 persen per posisi Maret 2020.  Pencapaian itu jauh di atas ketentuan minimum regulator ataupun rasio CAR rata-rata industri perbankan Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper