Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anthoni Salim Tak Ada Lagi di Daftar Pemegang Saham, Bos BCA Ungkap Alasannya

Saat ini terdapat dua pemegang saham BCA, yaitu PT Dwimuria Investama Andalan sebesar 54,94 persen dan masyarakat sebesar 45,06 persen.
Pekerja membersihkan dinding kantor Bank Central Asia (BCA) di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (16/6/2020). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Pekerja membersihkan dinding kantor Bank Central Asia (BCA) di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (16/6/2020). Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Nama taipan terkenal Anthoni Salim saat ini tidak tercatat lagi di daftar pemegang saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) atau BCA.

Bos Indofood ini diketahui mempunyai kepemilikan saham pribadi di BCA. Namun, pada laporan keuangan BCA kuartal I/2021, namanya tidak muncul di daftar komposisi pemegang saham perusahaan.

Saat dikonfirmasi, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan porsi kepemilikan saham milik Anthoni Salim saat ini termasuk ke dalam saham yang dipegang oleh publik yang sebesar 45,05 persen.

"Gabung dengan punya masyarakat" ujarnya ketika dihubungi Bisnis pada Senin (7/6/2021).

Diketahui, dalam laporan keuangan akhir 2019 perseroan, tercatat Anthoni Salim memiliki saham sebesar 1,76 persen di emiten dengan kode BBCA tersebut.

Selain Anthoni, saham BCA dimiliki oleh PT Dwimuria Investama Andalan sebesar 54,94 persen dan masyarakat sebesar 43,30 persen.
Sementara, pada laporan keuangan per akhir Maret 2020, hanya terdapat dua pemegang saham, yaitu PT Dwimuria Investama Andalan sebesar 54,94 persen dan masyarakat sebesar 45,06 persen.

Begitu pula dalam laporan keuangan BCA terakhir pada kuartal I/2021, pemegang saham perseroan terdiri dari Dwimuria Investama Andalan dan masyarakat.

Dari sisi kinerja, BCA membukukan laba bersih konsolidasi senilai Rp7 triliun sepanjang kuartal I/2021. Jika dibandingkan dengan raihan pada periode yang sama pada tahun lalu, maka realisasi laba pada kuartal I/2021 mengalami kenaikan sebesar 7 persen yoy.

Sejalan dengan perekonomian yang berangsur pulih dari pandemi, portofolio total kredit dan obligasi korporasi telah relatif stabil sejak Desember 2020, mencapai Rp610 triliun per 31 Maret 2021.

Hal ini didukung oleh penempatan pada obligasi korporasi yang meningkat sebesar 6,9 persen dibandingkan dengan posisi Desember 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper