Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cerita Wawan Terpuruk Saat Pandemi, Kembali Bangkit Usai Dibantu Jamkrindo

Kisah seorang pengusaha furnitur Wawan yang terpuruk di saat pandemi dan kembali bangkit dengan dukungan dari Jamkrindo.
Ilustrasi./JIBI
Ilustrasi./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA - Berbekal sepeda motor bebek, Wawan menggeber kendaraannya sekitar 30 kilometer dari Bekasi ke Jakarta Pusat. Saat itu, rencana utamanya cuma satu, yakni mengajukan penjaminan kredit dari PT Jaminan Kredit Indonesia (Persero).

Baginya, tidak ada jalan lain untuk mendapatkan tambahan permodalan. Sejak pandemi terdeteksi di Indonesia pada awal tahun lalu, bisnis furnitur Wawan bernama UD Karya Prima Abadi mulai lesu pembeli.

Sial baginya. Di tengah keterpurukan itu, sekelompok pencuri malah mengambil seluruh peralatan kayu milik Wawan. Usahanya nyaris mati. Di sisi lain, asap dapur keluarga harus tetap ngebul. Belum lagi dua pekerja juga mesti tetap dibayar.

Oktober 2020, Wawan mengajukan penjaminan kredit kepada Jamkrindo. Dari rumahnya di Kecamatan Rawalumbu Bekasi, dia menuju ke kantor pusat Jamkrindo di Jakarta Pusat. Berkas-berkas penting juga sudah disiapkan.

Semula dia berencana menjaminkan sertifikat tanah miliknya. Akan tetapi, nilai tanah dan plafon yang cukup timpang membuat wawan hanya menjaminkan buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB).

Dia agak kaget. Proses pengajuan ternyata cukup mudah. Berselang sepekan setelah pengajuan, tim survei Jamkrindo melihat langsung usahanya. Usai pemeriksaan tersebut, dia akhirnya mendapat kucuran kredit dengan plafon Rp30 juta.

Tidak menunggu lama, Wawan langsung membeli mesin kayu dan bahan untuk memulai kembali bisnisnya yang tersendat.

“Saya langsung beli 2 mesin serut [Planer], 2 gergaji circle [Circular Saw] dan 2 mesin profil [Router Trimmer],” ceritanya kepada Bisnis.

Wawan juga membeli kayu Kamper dan kayu Meranti dari modal itu. Dua jenis kayu tersebut sering digunakan untuk pembuatan kusen, jendela, pitu, loster hingga profil. “Kayu-kayu ini memang biasa dipesan pembeli,” tuturnya.

Tidak lama setelah itu, Wawan sempat diminta Jamkrindo menunjukan bukti pengadaan permodalan. Segera saja, difoto satu per satu barang yang telah dibeli dari plafon tersebut. Hal ini dilakukannya sebagai bentuk pertanggungjawaban setelah mendapat jaminan.

Wawan hanya satu dari hampir 1 juta pelaku usaha mikro kecil dan menengah yang mendapat sokongan dari Jamkrindo. Perusahaan ini juga dilibatkan pemerintah dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Hingga April 2021, Jamkrindo tercatat telah menjamin pembiayaan kepada 952.000 UMKM senilai Rp14,48 triliun melalui program PEN. Pemberian jaminan dari program ini telah dimulai perusahaan itu sejak Juli 2020.

Para penerima jaminan cukup beragam, mulai dari industri furnitur seperti Wawan di Bekasi, industri Kerupuk Melati dan produksi Dodol Betawi di Jakarta, bisnis olahan rotan di Padang maupun industri kreatif skala UMKM.

Di luar itu, perusahaan penjaminan ini telah mengucurkan penjaminan usaha senilai Rp420 triliun kepada 17,75 juta UMKM melalui program kredit usaha rakyat (KUR) sepanjang periode 2007 - April 2021.

Cerita Wawan Terpuruk Saat Pandemi, Kembali Bangkit Usai Dibantu Jamkrindo

Wawan (kanan) saat berbincang dengan pegawai di bengkel kayu miliknya/Istimewa.

Sejatinya, produk penjaminan perseroan sangat beragam. Jamkrindo menawarkan produk penjaminan program maupun non-program. Pada penjaminan program, Jamkrindo memiliki produk penjaminan KUR dan KMK dalam rangka PEN, penjaminan sistem resi gudang dan penjaminan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan atau FLPP.

Beberapa produk penjaminan non-program seperti penjaminan supply chain financing (invoice financing), penjaminan kredit kendaraan bermotor (KKB/OTO), penjaminan kredit pemilikan rumah (KPR), penjaminan capital management guarantee (CGM), hingga penjaminan bagi lembaga fintech.

Program ini merupakan bagian dari langkah perseroan untuk menaikkelaskan pelaku UMKM demi percepatan pemulihan ekonomi nasional. Langkah ini pun semakin dipermudah dengan adanya kolaborasi Jamkrindo bersama seluruh stakeholder.

“Jamkrindo telah bekerja sama dengan berbagai kalangan, utamanya perbankan untuk mendorong agar program [penjaminan] tersebut bisa berjalan dengan sukses,” ujar Direktur Utama Jamkrindo Putrama Wahju Setyawan.

Putrama meyakini pemberian kredit dengan penjaminan dari perseroan ditujukan untuk melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan ekonomi wong cilik.

Terlebih, penjaminan sangat dibutuhkan untuk menambah keyakinan perbankan dalam menyalurkan kredit modal kerja. Skema penjaminan Kredit Modal Kerja UMKM diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 71/2020.

Dalam pelaksanaannya, Putrama menyampaikan pemerintah telah menugaskan Jamkrindo dan PT Askrindo selaku anggota holding Indonesia Financial Group (IFG) untuk melaksanakan penjaminan program PEN.

Program ini dinilai sudah tepat lantaran telah mempertimbangkan kemampuan keuangan negara dan kesinambungan fiskal. ”Kami tidak hanya memberikan pinjaman kemitraan tetapi juga turut melakukan pendampingan bagi pelaku UMKM mitra binaan,” ujarnya.

Direktur Bisnis Penjaminan Jamkrindo Suwarsito menyebut perusahaan itu telah menggeber beberapa inovasi digital agar UMKM yang belum bankable lebih mampu mendapatkan akses permodalan.

Perseroan telah menyediakan aplikasi Jamkrindo Online Suretyship (JOS) dan laman umkmlayak.co.id untuk diakses masyarakat. Dalam proses pengajuan pembiayaan, nasabah hanya perlu menyampaikan kelengkapan dokumen legalitas usahanya secara administratif seperti izin usaha, laporan keuangan, NPWP dan akta pendirian.

"Lewat digitalisasi, para UMKM bisa mengisi data, mendaftarkan diri. Kita akan lakukan semacam pemeringkatan sebagai sumber data kita, dan nanti UMKM ini bisa kita bantu untuk mengakses sumber pembiayaan perbankan maupun non-bank, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pelaku usaha itu," tuturnya.

Berdasarkan prosedurnya, perseroan secara otomatis memberi jaminan kredit bagi UMKM yang telah mengajukan pembiayaan di 21 bank konvensional dan 9 bank syariah yang telah bekerja sama dengan Jamkrindo maupun Jamkrindo Syariah.

Pemerintah memberikan sejumlah syarat bagi UMKM yang akan mengikuti program PEN. Beberapa di antaranya omzet maksimal Rp50 miliar, kekayaan bersih Rp10 miliar dan usahanya terdampak Covid-19.

Selain itu, calon nasabah pun tidak boleh memiliki riwayat pinjaman masuk dalam kolektibilitas 2, memiliki legalitas usaha, hanya untuk modal kerja atau modal kerja baru dengan plafon Rp10 miliar maksimal 3 tahun.

Bak gayung bersambut, Presiden Joko Widodo menaikkan plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga Rp 20 miliar. Tujuan kenaikan plafon kredit UMKM untuk mendorong peningkatan rasio kredit perbankan untuk UMKM dari rata-rata sekitar 20 persen saat ini menjadi 30 persen pada 2024.

Cerita Wawan Terpuruk Saat Pandemi, Kembali Bangkit Usai Dibantu Jamkrindo

Wawan (kiri) saat melihat memantau pesanan konsumen yang dikerjakan pegawainya/Istimewa

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meyakini bahwa penambahan porsi rasio kredit bagi para pelaku UMKM tersebut akan mendorong pelaku UMKM di Indonesia untuk naik kelas.

"Kami harap nanti dengan perubahan kebijakan anggaran pembiayaan ini bisa semakin banyak usaha mikro yang naik menjadi kecil, kecil ke menengah, dan seterusnya," ujarnya.

Teten menyampaikan pemerintah juga fokus untuk terus mendorong kinerja penjaminan baik Jamkrindo maupun Askrindo. Bahkan, Teten mengapresiasi Jamkrindo yang aktif berkolaborasi dengan banyak pemangku kepentingan guna percepatan PEN.

“Kami terus memperbesar program penjaminan melalui Askrindo/Jamkrindo atau subsidi bunga KUR reguler maupun melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang saat ini berjalan yakni subsidi bunga KUR 3 persen selama 6 bulan,” sebutnya.

Di lain pihak, Pengamat BUMN dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Toto Pranoto menilai Jamkrindo merupakan BUMN penjaminan yang tujuannya meningkatkan akses pembiayaan perusahaan skala mikro-kecil yang bisnisnya laik namun belum tersentuh perbankan.

Dengan jaminan kredit ini, nasabah bisa mendapatkan akses pembiayaan dari kreditur. Pun begitu, pemberi kredit tetap berharap kinerja penerima pembiayaan bisa naik kelas. Selama ini dia menilai Jamkrindo cukup agresif menyalurkan program penjaminan pada pelaku UMKM.

Dia meyakini langkah agresif dari Jamkrindo akan memacu perbankan agar lebih percaya diri dalam menyalurkan kredit kepada kepada pelaku UMKM demi membantu pemulihan ekonomi nasional.

"Realisasi angka penjaminan menurut saya cukup tinggi dalam era ekonomi sulit akibat Covid-19. Hal ini menunjukkan efektivitas perusahaan dalam penyaluran penjaminan. Dengan skema PEN ini, Jamkrindo membantu pengusaha mikro-kecil," terangnya.

Ke depan, dia berharap Jamkrindo tak sekadar meningkatkan volume penjaminan kredit, tetapi juga harus mampu meningkatkan kualitas kinerja dari nasabah yang diberikan penjaminan.

"Artinya peningkatan kapabilitas mitra yang dijamin harus lebih terukur sehingga publik tahu berapa jumlah pengusaha sektor mikro-kecil yang berpotensi naik kelas. Di beberapa negara lain seperti KODIT [Korea Credit Guarantee Fund] di Korea dengan model seperti ini sudah jamak dilakukan," sebutnya.

Dukungan pembiayaan bagi UMKM memang cukup diperlukan selama pandemi. Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun menyebut pelaku UMKM mengalami penurunan omzet hingga lebih dari 50 persen. Raihan tersebut tergolong sulit agar pelaku usaha dapat melanjutkan operasionalnya jika harus tetap menjalankan kewajiban pembayaran utangnya.

Ikhsan mengatakan peran Jamkrindo sangat krusial krusial untuk memperlancar akses permodalan dan pembiayaan pelaku UMKM. "Tentu efektifitasnya sangat bagus. Dan memang hal ini sangat membantu bagi para pelaku yang memang membutuhkan penjaminan untuk dapat pembiayaan baru di masa pemulihan ini," sebutnya.

Kendati demikian, Ikhsan berharap rasio penjaminan dari Jamkrindo harusnya bisa dapat lebih besar arus kas dari pelaku usaha dalam masa pandmei saat ini lebih longgar.

"Apalagi kita tahu, kondisi pandemi masih sulit. Kami berharap Jamkrindo bisa lebih perhatian lagi dengan memberi relaksasi rasio penjaminan," imbuhnya.

*
Wawan mengakui betul manfaat menerima penjaminan kredit dari Jamkrindo. Bisnisnya perlahan mulai bangkit usai melengkapi peralatan dan bahan kayu dari hasil pembiayaan itu.

Bahkan kini, pesanan dari pelanggan mulai berdatangan. Kondisi ini membahagiakan baginya. Belakangan Wawan perlahan beradaptasi dengan dunia digital untuk menjangkau konsumen lebih luas.

“Saya bersyukur Jamkrindo membantu sekali usaha saya bisa beroperasi kembali. Cita-cita saya bisa memperbanyak pegawai sampai buka bengkel baru,” harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper