Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berkah Suksesnya IPO Unicorn Buat Modal Ventura

Sebagai industri pembibit para unikorn sejak masih berstatus perusahaan rintisan atau startup, kesuksesan IPO mereka mengindikasikan bahwa iklim startup Tanah Air mampu berkembang dengan cepat dan mampu meraih kepercayaan masyarakat.
Ilustrasi startup/
Ilustrasi startup/

Bisnis.com, JAKARTA - Kesuksesan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dari para unikorn asal Indonesia akan menambah keragaman opsi exit strategy yang bisa menjadi pilihan pelaku modal ventura.

Seperti diketahui, sebagai industri pembibit para unikorn sejak masih berstatus perusahaan rintisan atau startup, kesuksesan IPO mereka mengindikasikan bahwa iklim startup Tanah Air mampu berkembang dengan cepat dan mampu meraih kepercayaan masyarakat.

Ketua Umum Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Jefri R. Sirait menambahkan kesuksesan IPO para unikorn 'angkatan pertama' ini membuktikan bahwa masyarakat percaya perusahaan berbasis teknologi asal Tanah Air nantinya bukan hanya berpotensi 'dicaplok' karena sulit mendulang profit.

"Harapannya, awal baik akan menarik startup lain. Buat kita, tentu semakin yakin dengan iklim startup di Indonesia, pola exit jadi semakin beragam dengan berbagai cara yang strategis dan tepat. Ini memang sebenarnya momentum yang ditunggu semua investor dan investee, karena melihat ini sebagai kesempatan baik setelah market mengenal startup secara lebih mature," ujarnya, Kamis (29/7/2021).

Sekadar informasi, daftar startup Indonesia yang telah memperoleh status unikorn atau memiliki valuasi US$1 miliar, yaitu GoTo, J&T, Tokopedia, Bukalapak, Traveloka, OVO, dan OnlinePajak.

Sementara berdasarkan laporan DSinnovative Startup Report 2020, kandidat startup unikorn selanjutnya, atau yang telah masuk daftar 'centaur', yaitu memiliki valuasi US$100 juta sampai US$999 juta tercatat berjumlah 43 startup.

Terbanyak, yakni 17 startup berasal dari sektor teknologi finansial (tekfin/fintech), contohnya Akulaku, Kredivo, Investree, Ajaib, Xendit, DANA, sampai LinkAja.

Kemudian 6 startup sektor e-commerce yang terbesar dipegang Blibli, 3 startup logistik salah satunya SiCepat, 3 startup new retail salah satunya Kopi Kenangan, 5 platform software as a service (SaaS), 2 startup agritech, 2 healthtech, dan masing-masing 1 untuk startup online travel, co-working, edtech, insurtech, dan online media.

Sepanjang 2020, exit strategy yang marak terjadi tentunya baru berupa merger & akuisisi, tepatnya 13 aksi korporasi. Salah satu yang paling mencolok, yaitu akuisisi Gojek terhadap platform SaaS kasir digital Moka POS.

Adapun, Direktur Utama PT Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro memberikan perspektif lain, di mana tidak semua modal ventura mengejar exit strategy dari IPO startup dalam portofolionya.

Terutama, bagi modal ventura milik korporat, karena memiliki karakter yang berbeda dengan modal ventura komersial. Modal ventura milik grup korporasi lebih mengincar nilai kemanfaatan lebih dari startup tersebut bagi ekosistem bisnisnya.

"Investor kan ada dua perspektif, financial atau cari return, kemudian faktor strategis seperti membantu grup korporasinya, meraih potensi sinergi, dan lain-lain. Kalau yang semata-mata cari return, mungkin akan lepas kalau sudah capai target return, tapi kalau kita selalu pertimbangkan faktor strategis," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper