Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tumbuh 17 Persen, Kredit Mobil Baru dan Bekas ADMF Moncer Selama Semester I/2021

Kinerja positif ADMF terdorong mulai bangkitnya penjualan sektor otomotif, baik roda dua maupun roda empat, baru maupun bekas.
Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli / Bisnis - Arif Gunawan
Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli / Bisnis - Arif Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) mencatatkan pertumbuhan pembiayaan baru mencapai 17,3 persen (year-on-year/yoy) menjadi Rp11,8 triliun sepanjang semester I/2021.

Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli menjelaskan bahwa kinerja ini merupakan dampak mulai bangkitnya penjualan sektor otomotif, baik roda dua maupun roda empat.

"Kita mengalami pertumbuhan di mana pertumbuhan tertinggi kami dicatatkan pada portofolio kendaraan roda empat baru sebesar 30,1 persen [yoy], kemudian diikuti pembiayaan mobil bekas yang naik 23,4 persen [yoy] dari periode sebelumnya," ungkapnya, Jumat (30/7/2021).

Menurutnya, pertumbuhan dari segmen kredit mobil baru ditopang oleh stimulus insentif pajak (PPnBM) untuk beberapa jenis mobil. Hal ini juga seiring laporan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), di mana penjualan mobil nasional tercatat tumbuh 33,5 persen (yoy) menjadi 388.000 unit.

"Sementara pasar mobil bekas juga masih bagus, karena mereka punya market sendiri. Ada masyarakat yang terbiasa membeli mobil bekas, yang ingin mengambil mobil dengan harga lebih murah, tapi bisa mendapat tipe lebih bagus. Jadi segmen nasabah mobil bekas tetap masih ada dan tidak pindah ke mobil baru walaupun ada PPnBM," ujarnya.

Sementara itu, untuk pembiayaan sepeda motor baru, perusahaan pembiayaan berkode emiten ADMF ini pun masih bertumbuh 13,3 persen (yoy). Seiring dengan laporan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) di mana penjualan sepeda motor baru nasional tumbuh 23 persen (yoy) menjadi 2,4 juta unit.

Adapun, ADMF masih berupaya memperbaiki capaian piutang pembiayaan yang dikelola, di mana hingga Juni 2021 ini masih tercatat menurun sebesar 18,1 persen (yoy) menjadi Rp41,3 triliun. Penyebabnya, yaitu rundown portofolio dari pembayaran cicilan, pelunasan, atau pengembalian unit kendaraan, yang nilainya masih lebih tinggi ketimbang pembiayaan baru. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper