Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja JACCS MPM Finance Terkerek Permintaan Kredit Mobil Bekas dan Motor Baru

Hajimu Yukimoto, Finance Director JACCS MPM Finance, mengungkapkan kenaikan dari dua produk tersebut mampu menahan kontraksi akibat pembiayaan mobil baru yang masih lebih rendah 52 persen (year-on-year/yoy).
Pedagang mobil bekas menunggu calon pembeli di WTC Mangga Dua, Jakarta, Jumat (9/8/2019). - ANTARA
Pedagang mobil bekas menunggu calon pembeli di WTC Mangga Dua, Jakarta, Jumat (9/8/2019). - ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan PT JACCS MPM Finance mendapatkan berkah dari moncernya permintaan pembiayaan mobil bekas dan motor baru pada semester I/2021.

Hajimu Yukimoto, Finance Director JACCS MPM Finance, mengungkapkan kenaikan dari dua produk tersebut mampu menahan kontraksi akibat pembiayaan mobil baru yang masih lebih rendah 52 persen (year-on-year/yoy).

"Ini dipengaruhi pada tiga bulan pertama 2020, bisnis masih berjalan seperti biasa, belum ada pembatasan sosial. Tetapi pembiayaan mobil bekas telah mengalami sedikit peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu meningkat sebesar 8,7 persen, demikian juga pembiayaan motor baru mengalami sedikit peningkatan sebesar 4,5 persen dibandingkan semester I/2020," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (5/8/2021).

Hajimu menjelaskan ke depan pihaknya masih menjalankan strategi untuk lebih fokus kepada pembiayaan mobil penumpang daripada pembiayaan mobil komersial. Hal ini mengingat dalam situasi Covid-19, pelaku pembiayaan dituntut untuk selektif dan prudent dalam memberikan pembiayaan mobil komersial.

Sekadar informasi, perusahaan ini merupakan joint venture antara perusahaan pembiayaan asal Jepang JACCS Co, Ltd (JACCS) sebesar 60 persen, bersama distributor otomotif beserta layanan repair dan aftersales Honda di Jawa Timur dan Nusa Tenggara, yang juga penyedia jasa rental dan distribusi pelumas, yaitu PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) sebesar 40 persen.

"Untuk menghadapi semester II/2021, perseroan telah memastikan ketersediaan likuiditas yang cukup untuk menyalurkan pembiayaan baru, yang didapatkan melalui fasilitas pinjaman dari berbagai bank yang belum digunakan. Di samping itu, sebagai inisiatif strategisnya, JACCS Co., Ltd., selaku pemegang saham mayoritas telah menyediakan fasilitas pinjaman pemegang saham untuk mencukupi kebutuhan pendanaan, jika diperlukan," tambahnya.

Perseroan juga terus melakukan diversifikasi pendanaan sebagai bentuk strategi pendanaan untuk mendapatkan sumber dana jangka panjang yang stabil dengan tingkat suku bunga yang kompetitif. Per 30 Juni 2021, Gearing Ratio perusahaan tercatat sebesar 4.24x atau masih lebih rendah dibandingkan ketentuan regulasi. Hal ini menunjukkan kecukupan modal untuk mendukung pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang.

Adapun, Corporate Business Director JACCS MPM Finance Venky Charles Sutiono menjelaskan bahwa salah satu potensi tumbuh juga berasal dari pembiayaan alat berat dan sewa pembiayaan. Terkini, realisasi pembiayaan alat berat JACCS MPM Finance di semester I/2021 memang masih lebih rendah 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun, hal ini lebih banyak dipengaruhi oleh langkah-langkah preventif yang dilakukan dalam menghadapi pandemi Covid-19. Selain itu keterbatasan ketersediaan unit di supplier distributor alat berat turut mempengaruhi jumlah pembiayaan, karena ketersediaan unit yang hanya sekitar 2 sampai 3 bulan.

"Kita masih menargetkan pembiayaan alat berat sebesar Rp500 miliar untuk tahun 2021, meskipun angka tersebut jauh menurun dibandingkan pembiayaan alat berat sebelum adanya pandemi, namun melihat kondisi yang berkembang saat ini, diperlukan pengambilan prioritas utama, yakni menjaga kualitas aset yang sehat sebagai fundamental," jelas Venky.

Adapun dari sisi prospek bisnis sewa pembiayaan, masih bisa dikatakan cukup baik karena kondisi yang berlangsung saat ini tengah memaksa banyak pelaku usaha untuk dapat beradaptasi menjaga keberlangsungan hidup usahanya.

"Penyediaan fasilitas sewa pembiayaan akan menjadi salah satu opsi yang akan memberikan akses untuk para pelaku usaha untuk melakukan investasi, diversifikasi, inovasi, ataupun akses terhadap penambahan kebutuhan modal dalam usaha para pelaku usaha beradaptasi dengan kondisi yang berkembang saat ini," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper