Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) akan kembali mengalami pelebaran pada 2022.
Gubernur BI Perry Warjiyo memproyeksikan CAD pada 2022 akan mencapai kisaran 1,2 persen hingga 2 persen dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia tahun depan.
Sementara pada tahun ini, CAD diperkirakan akan tetap rendah, yaitu pada kisaran 0,6 persen hingga 1,4 persen dari PDB.
“Secara keseluruhan CAD tahun ini 0,6 hingga 1,4 persen dari PDB, tahun depan 1,2 hingga 2 persen dari PDB,” katanya dalam rapat kerja bersama dengan Komisi XI DPR RI, Senin (30/8/2021).
Perry menyampaikan, CAD yang tetap rendah pada tahun ini akan didorong oleh kinerja ekspor yang positif hingga akhir tahun dan masuknya modal asing terutama berupa penanaman modal asing.
Oleh karena itu, Perry memandang neraca pembayaran Indonesia tahun ini akan tetap baik dan dapat mendukung ketahanan eksternal.
Baca Juga
Pada kuartal II/2021, BI mencatat CAD mencapai US$2,2 miliar atau mencapai 0,8 persen dari PDB.
Sementara, neraca modal mengalami surplus sebesar US$1,9 miliar. Posisi cadangan devisa Indonesia pun tercatat tinggi, yaitu mencapai US$137,3 miliar pada Juli 2021.
“Kondisi neraca pembayaran yang cukup bagus ini tentu saja akan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah,” tuturnya.
Perry pun memperkirakan posisi rupiah akan mencapai level Rp14.200 hingga Rp14.600 per dolar Amerika Serikat (AS).