Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Asuransi Kendaraan Bermotor Belum Ngegas Meski Penjualan Mobil Naik

Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat kinerja premi asuransi kendaraan bermotor sampai dengan semester I/2021 mencapai Rp7,4 triliun atau turun 5,2 persen yoy.
Karyawan memotret deretan logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Selasa (22/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan memotret deretan logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Selasa (22/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA -- Pertumbuhan kinerja premi asuransi kendaraan bermotor sepanjang semester I/2021 belum sejalan dengan pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor.

Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat kinerja premi asuransi kendaraan bermotor sampai dengan semester I/2021 mencapai Rp7,4 triliun atau turun 5,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp7,8 triliun.  

Sementara, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat bahwa penjualan mobil nasional mencapai 387.823 unit pada semester I/2021. Jumlah itu tumbuh 33,47 persen (year-on-year/yoy) dari sebelumnya yang sebanyak 290.582 unit.

Direktur Eksekutif AAUI Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe menilai ada dua kemungkinan yang menyebabkan kinerja premi asuransi kendaraan bermotor belum terkerek pertumbuhan kinerja manufaktur kendaraan bermotor.  Salah satunya, stimulus pajak kendaraan bermotor lebih mendorong pembelian kendaraan mewah tanpa melalui kredit.

"Ada peningkatan produksi kendaraan dari manufaktur dan ini adalah dampak dari stimulus pemerintah terkait pajak. Ini banyak direspons oleh orang-orang kaya yang membeli kendaraan-kendaraan kelas mahal secara cash, sehingga tidak ada kewajiban asuransi sebagaimana jika lewat multifinance," ujar Dody kepada Bisnis, Senin (6/9/2021).

Menurut catatan Bisnis, sekitar 80 persen asuransi kendaraan bermotor berasal dari bisnis pembiayaan (multifinance), yakni dari debitur yang mendapatkan pinjaman kredit dan mengasuransikan kendaraannya sebagai agunan.

Selain itu, menurut Dody, penurunan premi kendaraan bermotor juga disebabkan belum pulihnya daya beli masyarakat selama pandemi Covid-19.  Ketika daya beli belum pulih, masyarakat akan lebih memprioritaskan pemenuhan kebutuhan hidup dan menahan pembelian kendaraan baru. Kondisi ini tentunya turut berdampak kepada kinerja asuransi kendaraan bermotor.

"Sehingga meskipun dengan stimulus pajak untuk pembelian kendaraan baru, masyarakat masih konsentrasi dengan pemenuhan kebutuhan hidup sebagai dampak pandemi Covid-19," katanya.

Adapun, lini bisnis asuransi kendaraan bermotor menjadi salah satu kontributor terbesar terhadap industri asuransi umum, yakni porsinya mencapai 19 persen.  

Secara keseluruhan, AAUI mencatat kinerja premi industri asuransi umum mampu mencatatkan pertumbuhan pada semester I/2021 sebesar 2,1 persen (yoy) menjadi Rp38,37 triliun dari sebelumnya Rp37,6 triliun pada semester I/2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper