Bisnis.com, JAKARTA – Saham emiten perbankan cukup atraktif di pasar modal sepanjang Januari sampai dengan September 2021. Hal ini terlihat dari kenaikan harga saham emiten bank yang sudah ataupun berencana menggelar aksi korporasi pada tahun ini.
Ramainya antusiasme investor tercermin dari saham sektor finansial secara year-to-date (ytd) tumbuh 11,49 persen dan sepanjang kuartal III/2021 naik 7,16 persen secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq).
Selain itu, dari pergerakan indeks dari sisi market movers tercatat ada empat emiten perbankan yang menjadi pendorong yakni ARTO, BBHI, BANK, dan AGRO.
Sejumlah emiten perbankan yang sudah melakukan rights issue di antaranya ARTO, BBRI, MAYA, BABP, dan yang masih berencana rights issue tahun ini adalah BINA dan AGRO.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan bahwa aksi korporasi di sektor perbankan umumnya dilakukan oleh bank yang memiliki rencana strategis, serta bank yang tengah bertransformasi menuju digital.
Terkait dengan bank digital, Trioksa menilai bahwa investor perlu memerhatikan apakah rencana transformasi tersebut dapat terimplementasi dengan baik.
Baca Juga
“Artinya untuk bank kecil juga harus diperhatikan terkait dengan kinerja keuangannya. Tentu di samping rights issue, investor akan memerhatikan fundamental bisnis dari bank tersebut, salah satunya terlihat dari kinerja keuangannya,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (4/10/2021).
Menurutnya, tidak semua bank digital berhasil membukukan keuntungan, bahkan sebagian masih mencatatkan kerugian. Hal tersebut menjadi catatan bagi bank untuk bisa mengembalikan kinerja keuangan secara positif dalam waktu singkat.
“Hanya karena bank menyampaikan akan menjadi bank digital, oleh sebab itu ada ekspektasi yang tercermin dari pergerakan harga sahamnya. Namun, cepat naik, cepat juga turun. Ini perlu diperhatikan oleh para investor,” ujarnya.
Trioksa menambahkan bahwa untuk bank digital diperlukan evaluasi lebih mendalam terkait dengan fundamental bisnis yang dijalani, termasuk kinerja keuangan perseroan.
Di sisi lain, persaingan di era bank digital akan semakin ketat lantaran hampir semua bank di Indonesia kini mengarah menuju digitalisasi. Artinya, tiap bank telah menyadari pentingnya digitalisasi dalam operasional bisnis di sektor keuangan.
“Jadi, jangan terlena dengan pergerakan dari saham yang cepat naik, karena bisa juga cepat turun. Terpenting adalah fundamental,” pungkasnya.