Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Prospek Kinerja Perbankan Syariah di 2022

Pertumbuhan perbankan syariah diperkirakan akan semakin kuat pada tahun depan, ketika kondisi akan kembali ke normal.
ilustrasi
ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja perbankan syariah pada tahun ini tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan perbankan konvensional. 

Hal ini tercermin dari data per Juni 2021 yang menunjukkan pertumbuhan perbankan syariah lebih unggul dibandingkan perbankan konvensional, baik dari sisi aset, kredit atau pembiayaan, dan dana pihak ketiga (DPK). 

Aset bank syariah tercatat sebanyak Rp632 triliun atau tumbuh 15,80 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Sedangkan, perbankan konvensional hanya tumbuh 8,07 persen yoy menjadi Rp8.954 triliun. 

Namun, bagaimana proyeksi pertumbuhan perbankan syariah ke depan?

Sekretaris Jenderal Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Achmad K. Permana mengatakan pertumbuhan perbankan syariah akan semakin kuat di 2022 ketika situasi akan kembali ke normal.

Menurutnya, pertumbuhan juga tercermin dari roda perekonomian yang mulai menggeliat dengan masyarakat yang mempunyai income karena industri sudah mulai bergerak lagi. 

“Ekonomi sudah re-born. Itu akan akan lebih bagus lagi karena orang sudah mulai mengambil pembiayaan, konsumer, dan haji,” kata Permana saat dihubungi BIsnis, Jumat (12/11/2021).

Sementara jika dibandingkan dengan tahun ini, Permana menuturkan bahwa pertumbuhan perbankan syariah melebihi likuiditas atau memiliki likuiditas yang berlimpah.

“Kemarin haji turun drastis, karena memang mereka tahan atau pakai alokasi yang lain karena mereka tidak dapat income. Sekarang itu nanti sudah mulai dapat income, mereka hajinya akan tambah lagi,” terangnya.

Bahkan, Permana memproyeksikan masyarakat akan mulai berani untuk mengambil pembiayaan KPR atau pembelian lainnya melalui perbankan syariah.

Menurut Permana, dengan sektor ekonomi yang akan bergulir, seharusnya perbankan syariah bisa lebih mendapatkan keuntungan (opportunity) untuk bisa tumbuh lebih besar lagi.

“Jadi bisa dibayangkan, perbankan syariah itu tumbuh double digit saat pandemi. Kalau situasi normal harus tumbuh lebih besar lagi, karena ekonominya lebih bagus,” pungkasnya.

Jika menilik kinerja perbankan syariah yang cemerlang di tahun ini, terdapat lima indikator yang menjadi pendorongnya. Pertama, Qanun Aceh yang mengharuskan semua menjadi bank syariah. 

Kedua, hasil gabungan merger dari tiga bank syariah BUMN yang menjadi Bank Syariah Indonesia (BRIS). Ketiga, sharia lifestyle yang semakin menggeliat. Keempat, adanya industri awareness baik dari sisi market confidence maupun dari para pemegang saham, Kelima, dukungan dari pemerintah yang menjadikan perbankan syariah sebagai hak untuk pertumbuhan industri syariah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper