Bisnis.com, JAKARTA - Platform teknologi finansial urun dana (securities crowdfunding/SCF) PT Investasi Digital Nusantara atau Bizhare membuktikan bahwa fitur 'Pasar Sekunder' sebagai wadah jual-beli efek penerbit atau saham UMKM mendapatkan animo masyarakat.
Hal ini tergambar dari aktivitas transaksi pasar sekunder Bizhare Periode Dua tahun 2021 yang terealisasi pada 1-12 November 2021, mencatatkan 893 transaksi penawaran dan pembelian saham 8 UMKM penerbit dari ribuan investor Bizhare dengan nilai transaksi setara Rp2 miliar.
Sekadar informasi, Bizhare merupakan fintech SCF pertama yang membuka fitur Pasar sekunder, tepatnya pada putaran pertama pada 1-12 Februari 2021. Ketika itu, baru ada saham dari 3 UMKM penerbit yang bisa diperdagangkan, dengan total transaksi hampir mencapai Rp1 miliar.
CEO Bizhare Heinrich Vincent berharap bahwa layanan pasar sekunder ini dapat menciptakan ekosistem jual-beli saham UMKM yang semakin berkembang.
"Mulai dari meningkat dari sisi total transaksi, jumlah penerbit dan jumlah investor yang berpartisipasi, serta selain itu, tak lupa dengan selalu aman dari sisi sistem dan teknologi, sehingga dapat memberikan likuiditas yang semakin tinggi untuk para investor di Securities Crowdfunding Bizhare," ungkapnya dalam keterangan resmi, Rabu (17/11/2021).
Dalam pembukaan pasar sekunder putaran II 2021 ini, 8 UMKM penerbit yang telah memenuhi syarat diperdagangkan, antara lain PT Ritel Bersama Satu (RRBS), PT Toko Boga Sari (RTBS), PT Toko Makmur Sentosa (RSMS), PT Indah Ritel Nusantara (RIRN), PT Bangka Investasi Digital (JBID), PT Restoran Bersama Dua (MRBD), PT Manis Enak Jaya (MMEJ), dan PT Ritelindeo Bintang Berkarya (RRBB).
Baca Juga
Sekadar informasi, fintech urun dana bukan lagi hanya platform penerbitan saham dari UMKM atau startup selaku 'penerbit', yang ditawarkan secara digital kepada investor urun dana yang kemudian disebut 'pemodal'.
Lewat revisi aturan main terbaru, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan lampu hijau bagi para pemain SCF untuk mengakomodasi secondary market bagi para pemodalnya. Syaratnya, antara lain usaha telah berjalan 1 tahun dan telah tercatat secara resmi pada Bank Kustodian dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
Vincent menjelaskan bahwa menurut testimoni dari para investor, sistem pasar sekunder di Bizhare ini tergolong berhasil karena dapat memfasilitasi transaksi dengan lancar, baik dari sisi transaksi jual beli saham yang tercatat dengan baik di sistem Penyelenggara, Bank Kustodian dan KSEI, serta perpindahan efek dan saldo yang mudah untuk dilakukan penarikan ke rekening bank investor dengan cepat, tanpa kendala apapun.
Dari sisi Penerbit di Pasar Sekunder kali ini, PT Ritel Bersama Satu (RRBS) menjadi bisnis dengan pembelian saham tertinggi dengan total 20 lembar saham senilai lebih dari Rp102 juta.
Gatot Adhi Wibowo, CFO Bizhare menjelaskan Saham RRBS yang bergerak di bisnis ritel minimarket franchise Alfamart di daerah Perawang, Riau ini menjadi salah satu bisnis yang memiliki performa unggul sehingga banyak diminati oleh pengguna Bizhare.
PT Toko Makmur Sentosa (RTMS) menjadi bisnis kedua dengan jumlah offer/bid activity pada hari kedua sejak pembukaan pasar sekunder. Bisnis ritel minimarket yang terletak di tengah kawasan industri MM 2100, Bekasi, ini merupakan bisnis unggulan yang dibuka melalui Bizhare dengan omset mecapai Rp500 juta per bulan pada Mei 2021.
"Hal tersebut karena besarnya potensi lokasi tempat outletnya berada dan potensi peningkatan demand dari masyarakat sekitar yang terus meningkat seiring dengan pulihnya industri di kawasan tersebut pasca pandemi Covid-19," jelasnya.
Urutan ketiga dengan jumlah pembelian saham tertinggi yaitu PT Toko Boga Sari (RTBS) dengan total pembelian saham sebanyak 21 slot saham senilai Rp77,9 juta.
Adapun, harga saham tertinggi dimiliki oleh PT Ritelindo Bintang Berkarya (RRBB) yang sukses terjual di angka Rp6,050 juta yang merupakan salah satu penerbit terbaik di Bizhare.
"Harga saham tersebut meningkat pesat sebesar 121 persen dari harga penawaran awal, berbanding lurus dengan dividen yield yang dihasilkan di tahun 2020 yang berada di 58 persen per tahun," tambahnya.
Selain bisnis ritel, terdapat juga berbagai bisnis lainnya yang diperdagangkan yaitu industri jasa dengan kode efek JBID yang bergerak di bidang Jasa Laundry yang terletak di Jakarta Selatan ini dengan harga Rp2,1 juta/lembar saham.
Sementara industri makanan dan minuman dengan kode efek MMEJ yaitu produk dessert dengan brand Lakoe Dessert, serta MRBD yang bergerak di bidang makanan jepang dengan brand Donburi Ichiya .
Gatot menjelaskan transaksi pasar sekunder tertinggi terjadi pada hari pembukaan pasar sekunder, yaitu 1 November 2021 dengan jumlah offer lebih dari Rp400 juta. Nantinya, putaran penyelenggaraan Pasar sekunder Bizhare selanjutnya akan dibuka sekitar Juni 2022.