Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) menargetkan penyelesaian seluruh restrukturisasi piutang pembiayaan yang terjadi selama pandemi Covid-19 rampung pada tahun depan.
Sampai dengan kuartal III/2021, nilai piutang restrukturisasi pembiayaan tersisa 14,8 persen dari total piutang yang dikelola perseroan atau turun menjadi Rp2 triliun. Jumlah ini turun sekitar 60 persen dari nilai awal piutang yang direstrukturisasi sebesar Rp5,3 triliun.
"Saat ini, sudah turun dan di Oktober turun lagi Rp1,8 triliun atau 13,2 persen. Diharapkan per akhir tahun nilai tersebut bisa mendekati angka 10 persen dan seterusnya akan turun hingga ke angka 0 di tahun berikutnya," ujar Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono, Rabu (17/11/2021).
Dia menuturkan, BFIN terus berupaya maksimal untuk menekan nilai restrukturisasi. Pihaknya berharap pada tahun depan, perseroan tak lagi dibebani dengan restrukturisasi sehingga perseroan dapat fokus dalam mengejar pertumbuhan bisnis dan ekpansi, serta mengelola kualitas aset yang dibukukan setelah pandemi.
Adapun, sebanyak 86,8 persen dari pembiayaan yang direstrukturisasi telah kembali melakukan pembayaran angsuran normal. Sementara itu, 12,9 persen merupakan re-resturkturisasi dengan ketentuan yang telah ditinjau kembali dan sisanya adalah restrukturisasi dengan opsi grace period.
Di sisi lain, perseroan juga telah mengantisipasi kemungkinan adanya pemburukan kualitas piutang pembiayaan.
Baca Juga
"Kami telah memupuk cadangan yang besar untuk antisipasi penurunan kualitas aset tersebut. Jumlahnya kami perkirakan tidak akan terserap semua sehingga kami bisa manfaatkan itu untuk support pertumbuhan bisnis kami ke depan. Kami sudah anggarkan 26 persen dari total aset yang direstrukturisasi dalam bentuk cadangan," kata Sudjono.
Sampai dengan kuartal III/2021, piutang pembiayaan yang dikelola perseroan tercatat mencapai Rp13,74 triliun. Jumlah ini turun 7,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp14,82 triliun.
Sementara itu, BFIN membukukan pembiayaan baru mencapai Rp9,38 triliun atau tumbuh 72,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp5,43 triliun.