Bisnis.com, JAKARTA -- Perusahaan pembiayaan PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) mengincar pertumbuhan pembiayaan dapat mencapai 10-15 persen pada 2022 seiring membaiknya kondisi pandemi Covid-19.
Direktur Bisnis BFIN, Sutadi mengatakan, kinerja perseroan telah menunjukkan perbaikan pada kuartal III/2021, meski belum sepenuhnya pulih. Pihaknya berharap kondisi pandemi dan perekonomian yang mulai stabil saat ini dapat berlanjut hingga tahun depan.
"Dengan asumsi kondisi pandemi tidak memburuk dan perekonomian stabil, kami rasa pertumbuhan 10-15 persen merupakan pertumbuhan yang cukup relevan untuk kami targetkan di 2022. Untuk spesifik angkanya belum bisa disclose," ujar Sutadi dalam acara Public Expose, Rabu (17/11/2021).
Direktur Keuangan BFI Finance, Sudjono menambahkan, perseroan akan memanfaatkan peluang bisnis, termasuk mengisi celah yang ditinggalkan oleh sebagian kompetitor, serta terus mengeksplor peluang bisnis baru di tengah kondisi new normal untuk mencapai target pertumbuhan tersebut. Pihaknya berharap size bisnis perseroan dapat kembali sama seperti sebelum pandemi Covid-19.
"Kami akan atasi sisa-sisa dampak pandemi sambil terus lakukan inovasi baru dan mengembalikan bisnis kami ke size dan kondisi sebelum pandemi di mana aset kami bisa dikisaran hampir Rp20 triliun dan profit capai Rp1,5 triliun. Belum tentu tercapai di 2022, tapi arahnya ke sana," kata Sudjono.
Selain itu, perseroan juga akan menyelesaikan seluruh restrukturisasi piutang yang terjadi selama kondisi pandemi Covid-19 dan melakukan transformasi digital untuk seluruh transaksi dengan penerapan teknologi berbasis data sebagai strategi bisnis perseroan pada tahun depan.
Baca Juga
Adapun, sampai dengan kuartal III/2021, pembiayaan baru BFIN tercatat mencapai Rp9,38 triliun atau tumbuh 72,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp5,43 triliun. Menurut Sudjono, pertumbuhan pembiayaan baru ini sudah mulai pulih mencapai sekitar 90-95 persen kapasitas pembiayaan perseroan sebelum pandemi.
Untuk piutang yang dikelola perseroan hingga kuartal III/2021 masih mengalami penurunan sebesar 7,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menjadi Rp13,74 triliun. Total aset perseroan tercatat mencapai Rp14,64 triliun atau turun 12,5 persen dibandingkan kuartal III/2020.
Kinerja positif pembiayaan baru perseroan ditambah dengan efisiensi yang dilakukan membuat perseroan mampu membukukan laba bersih hingga kuartal III/2021 senilai Rp796 miliar atau tumbuh 52,9 persen yoy. Pencapaian ini diiringi dengan rasio pembiayaan bermasalah (nonperforming financing/NPF) yang membaik 70 bps menjadi 1,97 persen.