Bisnis.com, JAKARTA -- Tren peningkatan harga komoditas batu bara memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan lini bisnis pembiayaan alat berat PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN).
Adapun, harga batu bara acuan terus mengalami reli yang luar biasa sepanjang tahun ini dan puncaknya pada November 2021 telah menembus level US$215,63 per metrik ton atau naik 33 persen dibandingkan dengan bulan sebulumnya.
Direktur Bisnis BFI Finance, Sutadi mengatakan, dampak harga batu bara yang melambung tinggi tentunya sangat mendukung pertumbuhan bisnis pembiayaan alat berat perseroan. Hal ini dapat dilihat dari total pembiayaan alat berat perseroan selama 10 bulan terakhir mencapai sekitar Rp900 miliar dan seperempatnya berasal dari sektor batu bara.
"Selama 10 bulan ini dari total pembiayaan BFI di alat berat kurang lebih Rp900 miliar, sekitar 25-27 persennya kami dapatkan dari sektor batu bara," ujar Sutadi ketika ditanya Bisnis, dikutip Selasa (30/11/2021).
Namun, tak dapat dipungkiri pertumbuhan segmen pembiayaan alat berat dari sektor batu bara belum melaju kencang. Menurut Sutadi, kenaikan harga batu bara yang begitu pesat pada 2021 nampaknya tidak diduga sebelumnya oleh para pelaku industri batu bara. Hal ini kemudian menyebabkan adanya gap antara pasokan dan kebutuhan penyediaan alat berat.
"Walaupun ada gap supply dan demand dari sisi penyediaan alat berat. Namun, secara keseluruhan kenaikan harga batu bara di 2021 ini sangat positif menopang pertumbuhan BFI dari pembiayaan alat berat," katanya.
Baca Juga
Untuk 2022, BFI Finance berharap pembiayaan alat berat akan cukup stabil dan target pertumbuhan mencapai kurang lebih 10-15 persen. Peningkatan pembiayaan di sektor batu bara dinilai bisa lebih baik lagi bila tidak terjadi gap antara pasokan dan permintaan dalam penyediaan alat berat seperti yang terjadi saat ini.
Adapun, sampai dengan kuartal III/2021, total pembiayaan baru BFI Finance tercatat mencapai Rp9,38 triliun atau tumbuh 72,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp5,43 triliun. Sementara itu, total piutang yang dikelola perseroan hingga kuartal III/2021 masih mengalami penurunan sebesar 7,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, menjadi Rp13,74 triliun.
Portofolio pembiayaan BFI Finance ditopang oleh pembiayaan kendaraan bermotor roda dua dan empat sekitar 84-85 persen dari total pembiayaan perseroan.
Sisanya, dikontribusikan dari pembiayaan alat berat dengan porsi 12-13 persen, pembiayaan properti 2 persen, pembiayaan syariah 1 persen, dan 1 persen pembiayaan dari konsolidasi anak usaha perseroan, fintech peer-to-peer lending Pinjam Modal.