Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Standard Chartered Dinobatkan sebagai The Best Performance Bank Kategori KBMI 2 BIFA 2021

Hingga kuartal III/2021, Standard Chartered Bank Indonesia membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp229,56 miliar.
Standard Chartered/Bloomberg
Standard Chartered/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Standard Chartered Bank Indonesia meraih penghargaan The Best Performance Bank Kategori KBMI 2 dalam Bisnis Indonesia Financial Award 2021.

Penyelenggaraan BIFA 2021 merupakan merupakan metamorphosis dari acara tahunan Bisnis Banking Award (BIBA) yang sebelumnya hanya memberikan penghargaan kepada bank yang paling efisien dan memiliki kinerja terbaik, dan Bisnis Indonesia Insurance Award (BIIA) untuk asuransi.

Dengan demikian, BIFA adalah integrasi dan perluasan cakupan penghargaannya sehingga mencakup bank, asuransi dan multifinance.

"Kami ingin menjadi bank paling berkelanjutan bagi masa depan. Semoga penghargaan ini selalu memacu kami," ujar Head of Corporate Affair Brand & Marketing Indonesia & ASEAN Markets Standard Chartered, Diana Mudadalam.

Secara umum, seleksi penjurian BIFA 2021 terdiri dari dua tahap yaitu seleksi kuantitatif, di mana para nominasi penerima award sektor perbankan, asuransi, dan multifinance yang lolos dari setiap kategori dari tahapan ini akan diajukan ke tahap kualitatif.

Seleksi kualitatif bertujuan untuk menentukan para penerima award berdasarkan pertimbangan para dewan juri.

Penilaian untuk sektor perbankan dibagi menjadi dua kriteria, yaitu The Best Performance Bank yang terdiri dari 4 award meliputi Bank KBMI 4, Bank KBMI 3, Bank KBMI 2 dan Bank Pembangunan Daerah (BPD), dan kriteria The Most Efficient Bank yang juga terdiri dari 4 award meliputi Bank KBMI 4, Bank KBMI 3, Bank KBMI 2 dan Bank Pembangunan Daerah (BPD).

Sebelum mengukur kinerja keuangan, seluruh perusahaan perbankan harus memenuhi kriteria screening awal guna mendapatkan bank yang berkinerja baik.

Adapun, hingga kuartal III/2021, Standard Chartered Bank Indonesia membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp229,56 miliar.

Di samping itu, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh sebesar 11 persen ytd dari Rp33,50 triliun menjadi Rp37,02 triliun.
Pertumbuhan tersebut berasal dari dana murah berupa giro dan tabungan (CASA) yang tumbuh sebesar 11 persen ytd, dari Rp26,72 triliun menjadi Rp29,76 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper