Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) mendukung kebijakan pemerintah dan regulator dengan menyesuaikan suku bunga kredit perseroan. Tahun lalu, suku bunga dasar kredit (SBDK) BNI telah berada di kisaran 7,25 persen hingga 8,75 persen.
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini melihat, adanya potensi kenaikan suku bunga dasar kredit di tahun ini.
Meski demikian, Novita juga melihat akan adanya peluang yang cukup besar bagi perseroan, yakni berupa potensi untuk merebut pangsa pasar, khususnya dalam hal penyaluran kredit.
Menurut Novita, hal ini sejalan juga dengan keunggulan kompetitif BNI yang berhasil menjaga rasio cost of fund sampai dengan Desember 2021 menjadi 1,6 persen.
“Ini adalah strategi dan keunggulan BNI di antara bank-bank lain dan bisa dibilang BNI memiliki keunggulan yang paling efisien,” kata Novita dalam Paparan Kinerja BNI Full Year 2021 secara virtual, Rabu (26/1/2022).
Oleh sebab itu, BNI memprioritaskan untuk membangun basis pelanggan yang lebih besar, khususnya untuk nasabah-nasabah top tier di segmen korporasi dan juga menggarap value chain.
Baca Juga
“Karena nasabah-nasabah ini memiliki rasio kredit atau rasio mitigasi risiko yang lebih rendah, tentunya ini juga ada kemungkinan dan kita bisa mengalami kenaikan yang tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya,” imbuhnya.
Dalam menetapkan suku bunga, emiten bersandi BBNI ini juga akan terus mengevaluasi target perseroan, dengan menjaga di level yang kompetitif agar tetap bisa mencapai target bisnis perusahaan.
“Ini juga sejalan dengan corporate plan yang sudah BNI lakukan untuk menjaga profitabilitas yang tetap optimal agar sejalan dengan corporate plan maupun rencana bisnis bank, kami juga melakukan berbagai macam strategi untuk tidak hanya fokus pada net interest income saja, tapi juga kami memperlebar target kami untuk menggarap fee based income, terutama mendorong pertumbuhan CASA,” jelasnya.
Novita menyatakan, strategi tersebut bisa dilakukan dengan cara mengoptimalisasi layanan digital BNI. Alhasil perseroan bisa menambah potensi fee based yang tidak hanya berasal dari ritel, tetapi juga berasal dari wholesale.
Selain fokus pada fee based income, BNI juga akan terus melakukan upaya perbaikan kualitas kredit. Dengan seiring perbaikan kualitas kredit, maka cost of credit juga terjaga dan akan membantu BNI secara lebih optimal.