Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik atau BPS menyatakan bahwa berlakunya BI-Fast, yang menurunkan biaya transfer antarbank menjadi Rp2.500, turut berkontribusi dalam menekan inflasi Januari 2022.
Ketua BPS Margo Yuwono menjelaskan bahwa inflasi Januari 2022 berada di angka 0,56 persen (month-to-month/MtM) atau 2,18 persen (year-on-year/YoY). Sejumlah sektor mencatatkan kontribusi kenaikan inflasi, tetapi terdapat satu sektor yang mengalami deflasi.
BPS mencatat bahwa sektor informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mencatatkan deflasi 0,13 persen. Menurut Margo, deflasi itu disebabkan oleh berlakunya sistem BI-Fast di industri perbankan.
"Ada kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yakni informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,01 persen karena adanya penurunan biaya administrasi transfer uang," ujar Margo dalam konferensi pers, Rabu (2/2/2022).
Dia menyebut bahwa deflasi di sektor informasi, komunikasi, dan jasa keuangan memberikan andil -0,01 persen terhadap inflasi Januari 2022. Margo bahkan menyatakan bahwa kebijakan itu turut berpengaruh terhadap tekanan inflasi bulan lalu.
"Itu yang bisa menghambat inflasi di Januari, terjadi deflasi, disebabkan karena adanya kebijakan penurunan biaya transfer uang," ujar Margo.
Baca Juga
BI-Fast merupakan infrastruktur sistem pembayaran yang dari Bank Indonesia untuk memfasilitasi transaksi pembayaran ritel bagi masyarakat. Terdapat 42 bank dan 1 lembaga non-bank yang menggunakan sistem tersebut.
Sistem BI-Fast menerapkan biaya transfer antarbank sebesar Rp2.500 per transaksi. Biaya tersebut turun dari sebelumnya Rp6.500.