Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) gencar melakukan inovasi digital sepanjang 2021. Hal ini dibuktikan dengan perseroan yang menghadirkan solusi perbankan digital yang andal kepada nasabah melalui super app Livin' by Mandiri dan wholesale digital super platform Kopra by Mandiri pada kuartal IV/2021.
Lantas bagaimana nasib tenaga kerja bank di tengah gempuran disrupsi digital? Mengingat satu isu transformasi digital adalah berpotensi memangkas jumlah karyawan.
Jika menilik laporan keuangan yang terbit di harian Bisnis Indonesia, Jumat (28/1/202), Bank Mandiri mencatat beban tenaga kerja secara individual masih mengalami kenaikan sebesar 15 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Beban itu naik dari Rp13,15 miliar per Desember 2020 menjadi Rp15,18 triliun pada posisi Desember 2021.
Begitu pula secara konsolidasian, beban tenaga kerja Bank Mandiri juga terpantau naik 15 persen dari Rp19,68 triliun pada Desember 2020 menjadi Rp22,67 triliun per Desember 2021.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha menegaskan bahwa transformasi digital Bank Mandiri memang tidak mengedepankan pengurangan SDM atau sumber daya manusia, melainkan upskilling dan reskilling guna meningkatkan dan membentuk keterampilan baru bagi Mandirian.
“Dalam roadmap transformasi digital Bank Mandiri, pengembangan sumber daya manusia [SDM] atau Mandirian juga menjadi salah satu fokus utama kami,” ujar Rudi kepada Bisnis, Senin (7/2/2022).
Baca Juga
Salah satunya, kata Rudi, karyawan customer service dan teller diberikan pelatihan dan pendidikan untuk membentuk kemampuan baru dengan menjadi General Banker agar dapat dengan fasih menjelaskan fitur atau fasilitas di cabang Branch of The Future milik Bank Mandiri.
“Ke depan, Bank Mandiri akan terus melakukan perekrutan talenta-talenta muda yang diharapkan dapat mendukung pengembangan bisnis Bank Mandiri, terutama dalam mendukung transformasi digital,” ujarnya.
Secara terpisah, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan pertumbuhan kinerja perseroan sepanjang 2021, tidak terlepas dari peran teknologi pada bisnis perseroan.
Darmawan menuturkan akselerasi kedua layanan digital perseroan telah mencetak sejumlah pencapaian positif di 2021.
Sejak diluncurkan pada Oktober 2021, aplikasi Livin' by Mandiri telah diunduh sebanyak lebih dari 7,5 juta kali dengan total pengguna menembus 10 juta nasabah. Selain itu, Livin' by Mandiri juga telah melayani lebih dari 1,5 miliar transaksi dengan nilai transaksi sebesar Rp1.630 triliun.
Sementara itu, platform digital Kopra by Mandiri juga mencatatkan transaksi wholesale channel sebesar Rp13.500 triliun dan mampu melayani transaksi trade finance sebesar Rp553 triliun serta bank guarantee mencapai Rp94,3 triliun hingga akhir 2021.
Dengan demikian, emiten bank bersandi BMRI ini mampu mengoptimalkan dana pihak ketiga (DPK) serta menekan biaya dana dengan lebih efisien. Rasio dana murah atau current account saving account (CASA) Bank Mandiri sepanjang 2021 secara bank only terjaga di angka 74 persen. Angka ini meningkat dari posisi akhir tahun lalu, yakni sebesar 68,51 persen.
"Pada tahun 2021 lalu, Bank Mandiri telah berhasil melakukan lompatan dengan mendigitalisasi hampir seluruh layanan transaksi nasabah,” kata Darmawan dalam Paparan Kinerja Bank Mandiri 2021 secara virtual, Kamis (27/1/2022).
Darmawan menambahkan, melalui pengembangan dan optimalisasi layanan secara digital, Bank Mandiri optimis pertumbuhan kinerja akan semakin membaik.
Untuk itu, Bank Mandiri telah menyiapkan sederet inovasi layanan yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan transaksi finansial nasabah baik ritel maupun wholesale melalui dua produk digital andalan, yaitu Livin' by Mandiri dan Kopra by Mandiri.
Sepanjang 2021, Bank Mandiri berhasil membukukan laba bersih bersih Rp28,03 triliun. Laba ini tumbuh 66,8 persen yoy.
Raihan tersebut didapatkan berkat pertumbuhan bisnis melalui implementasi strategi bisnis yang konsisten dengan mengoptimalkan transformasi digital.
"Sepanjang tahun 2021, Bank Mandiri telah secara aktif mengimplementasikan transformasi digital untuk mencapai strategi jangka panjang dan menghasilkan pertumbuhan bisnis berkelanjutan," tuturnya.