Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Melihat Gerak-gerik BPD Tahun Ini, Ada Rights Issue hingga Incar Proyek Besar

Tahun lalu, bank pembangunan daerah (BPD) mampu meraih hasil positif tercermin dari pertumbuhan kredit yang melampaui capaian industri. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit BPD tumbuh 7,45 persen secara tahunan menjadi Rp521,14 triliun.
Karyawati melayani nasabah di PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. (Bank BJB) Kantor Cabang Utama Bandung, Jawa Barat, Rabu (20/6/2018). /JIBI-Rachman
Karyawati melayani nasabah di PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. (Bank BJB) Kantor Cabang Utama Bandung, Jawa Barat, Rabu (20/6/2018). /JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah bank pembangunan daerah (BPD) menyiapkan langkah ekspansif pada 2022, baik dari sisi penyaluran kredit hingga memperkuat infrastruktur digital.

Tahun lalu, Bank Pembangunan Daerah (BPD) mampu meraih hasil positif tercermin dari pertumbuhan kredit yang melampaui capaian industri. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit BPD tumbuh 7,45 persen secara tahunan menjadi Rp521,14 triliun.

Aset BPD turut mengalami peningkatan sebesar 5,50 persen menjadi Rp877,36 triliun per Oktober 2021. Raihan pada periode itu juga melampaui pertumbuhan industri, yakni 3,24 persen.

Untuk melanjutkan kinerja apik tersebut, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR), siap melakukan aksi korporasi berupa Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) I atau rights issue pada kuartal I/2022.

Direktur Utama Bank BJB, Yuddy Renaldi, mengatakan aksi korporasi tersebut bertujuan mendukung ekspansi kredit perseroan pada tahun ini. Menurutnya, aksi tersebut menjadi langkah tepat guna memperkuat permodalan, sehingga dapat mendorong ekspansi kredit perseroan.

Skema right issue emiten bank dengan sandi BJBR ini akan dilakukan dengan harga yang akan ditentukan kemudian, serta mempertimbangkan penilaian harga wajar perseroan.

Yuddy menuturkan perseroan akan melepas saham baru maksimal sebanyak 925 juta lembar saham seri B atau setara 9,40 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan. Rencana aksi korporasi ini telah disetujui dalam RUPS Tahunan, 6 April 2021.

“Seluruh dana right issue setelah dikurangi dengan biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka ekspansi kredit perseroan,” ujarnya baru-baru ini melalui keterangan tertulis.

Hingga kuartal III/2021, Bank BJB telah membukukan penyaluran kredit senilai Rp93,14 triliun. Jumlah itu tumbuh sebesar 7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Adapun penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 7,8 persen menjadi Rp124,4 triliun.

Selain mendorong ekspansi kredit pada 2022, Bank BJB juga akan menjalin kerja sama dengan perusahaan IT berskala internasional dalam waktu dekat.

Pemimpin Divisi Corporate Secretary Bank BJB Widi Hartoto menuturkan kolaborasi dengan perusahaan IT ini diklaim mampu memperkuat pondasi digital perseroan. Ini seiring visi dan misi Bank BJB yang berupaya meningkatkan pemanfaatan teknologi digital.

Widi menambahkan bahwa saat ini perseroan terus mengembangkan produk-produk digital yang dapat memanjakan nasabah melalui layanan-layanan fintech like, sehingga nasabah dapat mengaksesnya tanpa perlu datang ke bank.

Sementara itu, PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. (BEKS) berencana akan meluncurkan produk digital banking pada awal 2022. Rencana itu disampaikan manajemen Bank Banten dalam laporan pelaksanaan paparan publik pada akhir 2021.

Bank Banten saat ini masih dalam proses melakukan pengembangan teknologi, khususnya layanan Mobile Banking dan Cash Management System. Harapannya, pada kuartal 1/2022, layanan digital itu sudah dapat digunakan oleh nasabah.

PELUANG

Pada saat bersamaan, kinerja Bank Banten diyakini mampu melonjak pada tahun ini. Keyakinan ini didasari oleh dukungan penuh Pemerintah Provinsi Banten, selaku pemegang saham perseroan. Ekonomi Banten yang terus tumbuh juga dipercaya dapat meningkatkan profitabilitas.

Perekonomian Banten juga memiliki potensi besar dalam beberapa tahun ke depan. Pada 2022 postur APBD akumulatif provinsi bersama kabupaten/kota mencapai Rp40 triliun, dengan proyeksi pertumbuhan diharapkan mencapai 5,5 persen.

Akselerasi ekonomi Banten turut terlihat dari berbagai proyek prioritas nasional, seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, Tol Serang–Panimbang dan Tol Serpong-Balaraja, kawasan industri terpadu Wilmar, serta Fase III MRT dari Cikarang-Balaraja.

Khusus Tanjung Lesung, kawasan ini diproyeksi mampu menarik investasi Rp92,4 triliun pada tahun 2030 dan menyerap tenaga kerja sebanyak 85.000 tenaga kerja hingga tahun 2025.

Direktur Utama Bank Banten, Agus Syabarrudin, menuturkan perseroan akan mengerahkan segala upaya dalam mendukung pengembangan megaproyek KEK Tanjung Lesung. Menurutnya, potensi investasi di Tanjung Lesung sangat luar biasa.

“Pengembangan kawasan ini dapat meningkatkan perekonomian Banten sekaligus menyerap angkatan kerja yang tersedia. Oleh Karena itu, Bank Banten siap all out mendukung,” tuturnya.

Bank Banten akan bermitra dengan PT Banten West Java Tourism Development Corporation untuk mengembangkan Tanjung Lesung. Kehadiran BEKS akan melingkupi aspek permodalan atau jasa keuangan lain yang memungkin aspek keuangan Tanjung Lesung dikelola perseroan.

Di sisi lain, PT BPD DKI Jakarta menargetkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada 2022 mampu mencapai Rp1 triliun. Penyaluran KUR ditandai oleh penandatanganan Perjanjian Kerjasama Pembiayaan KUR antara perseroan dengan Kementerian Koperasi dan UKM.

Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Herry Djufraini, mengatakan partisipasi Bank DKI dalam menyalurkan KUR diharapkan dapat mendukung pemberdayaan UMKM di DKI Jakarta, baik debitur eksisting, anggota JakPreneur, dan Pedagang Perumda Pasar Jaya

Selain itu, penyaluran KUR juga dilakukan sebagai salah satu upaya Bank DKI untuk melampaui target Rasio Pembiayaan Inklusi Makroprudensial (RPIM) yang ditetapkan 20 persen dari total portofolio penyaluran kredit dan pembiayaan.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Amin Nurdin, memproyeksikan pertumbuhan kredit BPD pada 2022 berada di angka 9–10 persen. Hal ini seiring terkendalinya Covid-19 dan membaiknya kondisi ekonomi, khususnya UMKM yang merupakan pangsa pasar terbesar untuk BPD.

“Selain kredit konsumtif, investasi dan modal kerja, KUR juga memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan kredit beberapa BPD di tahun 2022,” kata Amin. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper