Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa suku bunga kredit perbankan terus mengalami penurunan, seiring dengan suku bunga kebijakan moneter yang tetap rendah dan likuiditas yang sangat longgar
Di pasar uang dan pasar dana, suku bunga pasar uang antarbank (PUAB) overnight dan suku bunga deposito 1 bulan perbankan telah menurun, masing-masing sebesar 25 basis poin (bps) dan 145 bps sejak November 2020 menjadi 2,79 persen dan 3,05 persen pada November 2021.
“Di pasar kredit, penurunan SBDK [suku bunga dasar kredit] perbankan terus berlanjut, diikuti penurunan suku bunga kredit baru pada seluruh kelompok bank, kecuali BPD [Bank Pembangunan Daerah],” katanya dalam konferensi pers virtual, Kamis (16/12/2021).
Perry menjelaskan, aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat yang meningkat mendorong perbaikan persepsi risiko perbankan, sehingga berdampak positif bagi penurunan suku bunga kredit baru.
Namun demikian, imbuhnya, penurunan suku bunga kredit yang jauh lebih rendah daripada penurunan suku bunga deposito perbankan menyebabkan spread antara suku bunga kredit dan deposito terus melebar.
Di samping itu, marjin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) perbankan pun terus mengalami peningkatan. Oleh karena itu, BI memandang bahwa ruang bagi perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit masih cukup lebar.
Baca Juga
Dari sisi intermediasi BI mencatat, kredit perbankan pada November 2021 tumbuh sebesar 4,73 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
“Intermediasi perbankan terus membaik dengan pertumbuhan kredit sebesar 4,73 persen yoy pada November 2021,” katanya.
Dia menambahkan, pertumbuhan kredit lebih merata pada semua jenis penggunaan, baik kredit modal kerja, kredit investasi maupun kredit konsumsi, yang masing-masing tumbuh sebesar 5,38 persen yoy, 4,3 persen yoy, dan 4,11 persen yoy.