Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Jadi Isu Utama Finance Track G20, BI Dorong Pembahasan Mata Uang Digital

Daam agenda Finance Track G20 tersebut, akan dibahas mengenai bagaimana kerja sama sistem pembayaran secara crossborder, termasuk juga pembahasan mengenai mata uang digital bank sentral atau Central Bank Digital Currency (CBDC).
Maria Elena
Maria Elena - Bisnis.com 14 Februari 2022  |  11:38 WIB
Jadi Isu Utama Finance Track G20, BI Dorong Pembahasan Mata Uang Digital
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (18/8 - 2020), Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa digitalisasi sistem pembayaran menjadi salah satu isu utama dalam finance track Presidensi G20.

Perry mengatakan, dalam agenda tersebut, akan dibahas mengenai bagaimana kerja sama sistem pembayaran secara crossborder, termasuk juga pembahasan mengenai mata uang digital bank sentral atau Central Bank Digital Currency (CBDC).

“Itu agenda utama terkait tema digitalisasi sistem pembayaran di finance track, termasuk persiapan CBDC,” katanya dalam pembukaan acara Casual Talks On Digital Payment Innovation Of Banking, Senn (14/2/2022).

Perry menyampaikan, hal ini sejalan dengan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025, di antaranya mendorong integrasi ekonomi dan keuangan digital, mendukung digitalisasi perbankan, mengintegrasikan antara bank dan teknologi finansial (tekfin), menyeimbangkan inovas dan mitigas risiko.

“Di satu sisi inovasi harus didorong cepat, tapi di sisi lain mitigasi risiko perlu dilakukan,” ujarnya.

BI mencatat, transaksi ekonomi dan keuangan digital meningkat pesat seiring dengan meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan, dan kemudahan sistem pembayaran digital.

Pada Januari 2022, nilai transaksi uang elektronik meningkat sebesar 66,65 persen secara tahunan mencapai Rp34,6 triliun dan nilai transaksi digital banking meningkat 62,82 persen secara tahunan menjadi Rp4.314,3 triliun.

Di samping itu, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit juga mengalami pertumbuhan sebesar 14,39 persen secara tahunan menjadi Rp711,2 triliun.

Lebih lanjut, transaksi QRIS terus meningkat sejalan dengan akseptasi masyarakat, baik nominal maupun volume, masing-masing sebesar 290 persen dan 326 persen secara tahunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

bank indonesia g20 sistem pembayaran mata uang digital G20 Indonesia
Editor : Hadijah Alaydrus

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top