Bisnis.com, JAKARTA - Platform dompet digital dan layanan finansial OVO (PT Visionet Internasional) menegaskan bahwa transaksi belanja online di platform dagang-el (e-commerce) merupakan salah satu lini bisnis andalan.
Harumi Supit, Head of Corporate Communications OVO bahwa efek pandemi Covid-19 membuat aktivitas belanja online sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
"Transaksi digital, khususnya belanja online, merupakan hal yang tidak terelakkan dari keseharian masyarakat di tengah pandemi yang belum kunjung usai," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (24/2/2022).
Sebanyak 87,1 persen pengguna internet di Indonesia menggunakan layanan tersebut untuk berbelanja berbagai kebutuhan. Pertumbuhan e-commerce pun mencapai dua digit hingga 52 persen pada 2021 dibandingkan tahun sebelumnya.
Berbagai alasan mendasari pertumbuhan ini, di antaranya adalah karena konsumen merasa transaksi di e-commerce lebih mudah dan praktis serta telah menjadi bagian dari rutinitas yang terbentuk, terutama untuk belanja keperluan harian, elektronik, kecantikan, hingga pakaian.
Melihat hal ini, OVO, sebagai platform pembayaran digital pilihan masyarakat Indonesia, terus memperluas ekosistem untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan metode pembayaran nontunai yang nyaman di berbagai platform e-commerce di Indonesia.
Pada akhir 2021, OVO hadir di JD.ID dan Bukalapak. Dengan demikian OVO kini diterima sebagai metode pembayaran digital di seluruh platform e-commerce unicorn, sekaligus juga 9 dari 10 platform e-commerce terbesar di Indonesia.
"Pembelian atau transaksi di e-commerce didominasi oleh pengguna di rentang usia 25-44 tahun, mencapai hingga 89 persen pengguna internet Indonesia. Mereka berbelanja setidaknya satu buah produk di e-commerce dalam sebulan terakhir. Melihat antusiasme dan tren yang positif ini, pada semester II/2021, OVO memperluas kerja sama untuk hadir sebagai pilihan metode pembayaran digital di berbagai platform e-commerce unggulan yang ada di Indonesia," tambahnya.
Kebutuhan dan penggunaan alat pembayaran digital yang semakin tinggi di berbagai titik transaksi, khususnya saat berbelanja online, terbukti dari studi yang dilakukan oleh BOKU.
Sebanyak 81 persen orang menggunakan pembayaran digital untuk berbelanja online dibandingkan dengan hanya sekitar 40 persen orang yang menggunakannya untuk berbelanja di toko secara fisik.
Hal ini juga dipertegas oleh temuan studi BOKU yang menggarisbawahi bahwa alasan terbanyak orang menggunakan pembayaran digital adalah karena memang mereka perlu alat pembayaran digital untuk bertransaksi.
Dengan demikian, hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara di mana perkembangan e-commerce sangat pesat, yang tentunya juga tidak terlepas dari perkembangan pembayaran digital sebagai alat yang memudahkan transaksi.
Harumi mengungkap bahwa OVO akan terus fokus pada kemudahan dalam bertransaksi, ekosistem penggunaan yang luas, serta inovasi yang berkelanjutan adalah hal yang sangat penting bagi kami agar senantiasa dapat memenuhi kebutuhan pengguna.
"Hal ini sejalan dengan semangat yang dihadirkan oleh para mitra e-commerce kami yang sangat beragam, mulai dari JD.ID, Bukalapak, Lazada, hingga Blibli, yang semuanya merupakan e-commerce yang menyuguhkan pengalaman belanja online superior dan mengedepankan keamanan, kecepatan dan kenyamanan bagi para pelanggannya," tutup Harumi.