Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengatakan perusahaan asuransi syariah membutuhkan strategi khusus untuk terus meningkatkan kinerja industri asuransi syariah di Indonesia.
Wapres mengatakan aset asuransi syariah di Indonesia mampu tumbuh walaupun di tengah kondisi ketidakstabilan perekonomian akibat pandemi Covid-19. Bahkan pada akhir 2021, aset industri asuransi jiwa syariah mencapai Rp589,8 triliun.
“Pertama, perkuat inovasi produk dan perluas pangsa pasar. Produk asuransi syariah harus dikembangkan agar lebih kompetitif dan tepat sasaran,” kata Wapres saat membuka Rapat Kerja Tahunan Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) 2022 secara daring, Rabu (9/3/2022).
Mengingat potensi industri halal yang sangat besar, Wapres mengingatkan agar literasi terkait manfaat asuransi syariah dapat lebih ditingkatkan terutama untuk kalangan pelaku UMKM syariah.
“Ceruk pasar industri halal harus terus digali agar industri asuransi syariah semakin bersinergi, dan bahkan terintegrasi dalam ekosistem industri halal yang tengah dibangun,” katanya.
Strategi kedua adalah penguatan eksposur industri melalui kerja sama lintas sektor, seperti fintech syariah dan sektor lainnya, harus terus dilakukan.
"Selain itu, promosi dan positioning asuransi syariah melalui beragam kanal media perlu dilakukan,” ujar Wapres.
Sementara itu, strategi ketiga adalah perbaikan tata kelola perusahaan dengan mengadopsi praktik terbaik di negara-negara maju, penting untuk dilakukan.
Terakhir, sebagai cerminan citra perusahaan, Wapres meminta SDM AASI meningkatkan kualitas dan kuantitasnya melalui sertifikasi.
“AASI perlu mengoptimalkan peran Lembaga Sertifikasi Profesi (LPS) Perasuransian Syariah agar makin banyak pelaku industri asuransi syariah yang mumpuni, serta berkomitmen aktif mengembangkan industri dan membangun kepercayaan masyarakat,” ungkapnya.