Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Muamalat Tbk. dinilai perlu berbenah diri terlebih dahulu sebelum merealisasikan rencana besar melantai di bursa atau initial public offering (IPO) pada akhir 2023.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan bank syariah tertua di Indonesia itu perlu berbenah. Bank sebaiknya kembali ke strategi terbaik bagi bank-bank syariah, yaitu menyasar nasabah ritel.
Dia menilai selama ini Bank Muamalat salah strategi karena terlalu fokus ke nasabah korporasi khususnya sektor perkebunan dan pertambangan.
“Selanjutnya Bank Muamalat harus terus mengembangkan produk perbankan syariah yang mampu bersaing. Bank. Muamalat tidak bisa terus melakukan bisnis biasa-biasa saja. Termasuk harus juga memgembangkan layanan digital,” kata Piter, Kamis (17/3/2022).
Hal lain yang perlu dibenahi adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat. Bank Muamalat harus dapat menarik kembali kepercayaan masyarakat kepada perusahaan, sehingga bisnisnya dapat berjalan mulus.
Piter mengatakan jika Bank Muamalat sudah berhasil berbenah dan meningkatkan kinerjanya sebelum IPO pada akhir 2023, bank akan menarik bagi investor.
“Bank Muamalat memiliki pasarnya sendiri yang terbukti loyal selama ini. Memang Bank Muamalat harus melakukan perubahan besar, mengembangkan pasarnya, tidak hanya bersandar kepada nasabah loyal mereka selama ini,” kata Piter.
Adapun sebelumnya, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. berencana melakukan pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada akhir 2023.
Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 3/POJK.04/2021 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal, perusahaan terbuka yang melakukan penawaran efek bersifat ekuitas wajib mencatatkan sahamnya di Bursa.
Direktur Utama Bank Muamalat, Achmad Kusna Permana, mengatakan sejalan dengan aturan OJK, perseroan pada akhir 2023 akan melakukan IPO. Rencana ini akan dibarengi dengan konsolidasi antara perseroan dengan BPKH.
“Jadi, setelah 2 tahun ke depan kami lebih rapi dan pada saat itu BPKH mungkin juga sudah bisa lebih bagus,” ujarnya di sela-sela kunjungan ke Bisnis Indonesia.
Saat ini BPKH atau Badan Pengelola Keuangan Haji merupakan pemegang saham pengendali (PSP) Bank Muamalat. BPKH memperoleh saham Muamalat melalui skema hibah dari Islamic Development Bank (IsDB) dan SEDCO Group pada 15 dan 16 November 2021 lalu sebanyak 7.903.112.181 saham atau setara dengan 77,42 persen. Kemudian BPKH menyuntikan modal sebesar Rp1 triliun, atau sesuai dengan porsi kepemilikan melalui rights issue, sehingga meningkatkan kepemilikan menjadi 82,7 persen.