Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan porsi kredit buy now pay later (BNPL) atau beli nanti bayar sekarang milik perbankan sebesar Rp22,78 triliun. Selain itu, jumlah rekening pengguna paylater perbankan juga tembus 24,56 juta
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan dari sisi porsi kredit, paylater perbankan tercatat sebesar 0,29%. Hal ini, kata Dian, mencatatkan pertumbuhan yang tinggi secara tahunan.
Pada Maret 2025, baki debit kredit BNPL, sebagaimana dilaporkan dalam SLIK, tumbuh sebesar 32,18% YoY (year-on-year) dari sebelumnya 36,60% yoy.
"Menjadi Rp22,78 triliun dengan jumlah rekening mencapai 24,56 juta, di mana rangka sebelumnya tercatat sebesar 23,66 juta," kata Dian dalam paparan hasil RDKB OJK, Jumat (9/5/2025).
Seiring dengan hal tersebut, Dian menyampaikan OJK mencatat penyaluran kredit perbankan per Maret 2025 mencapai Rp7.908 triliun. Pertumbuhan sebesar 9,16% YoY, sementara sebelumnya adalah 10,30%.
Berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi yaitu sebesar 13,36%. Diikuti oleh kredit konsumsi sebesar 9,32%, sedangkan kredit modal kerja tumbuh 6,51% YoY.
Baca Juga
"Ditinjau dari kepemilikan, bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit yaitu sebesar 9,54% YoY," katanya.
Dari kategori debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 13,52%, sedangkan kredit UMKM tumbuh sebesar 1,91%. Dengan kredit usaha kecil tumbuh tertinggi sebesar 8,65% di tengah upaya perbankan yang fokus pada pemulihan kualitas kredit UMKM.
Selain itu, lanjut Dian, kantor perwakilan bank luar negeri sebagai bank yang berbasis di luar negeri juga turut berkontribusi dalam pertumbuhan kredit short loan sebesar 44,65% menjadi sebesar Rp327,67 triliun.